Seorang pemuda dengan perawakan agak berisi mempersilakan saya duduk di ruang kerjanya. Di belakangnya tampak pigura-pigura memenuhi dinding...

Seorang pemuda dengan perawakan agak berisi mempersilakan saya duduk di ruang kerjanya. Di belakangnya tampak pigura-pigura memenuhi dinding. Mata saya menyipit, berusaha menangkap gambar apa saja yang dipajang. Pandangan saya pun tertuju pada satu pigura yang saya kenali dari logonya. Itulah piagam SIA (SATU Indonesia Award) dari Astra. Benar, siang itu saya tengah bertandang ke salah satu penerima SIA provinsi tahun ini. Seorang pengusaha asal Boyolali yang meraup cuan dari kerajinan gamelan. Dialah Lilik Fajar Riyanto.
 

Lilik Fajar Riyanto
Lilik Fajar Riyanto

"Maaf ya mas kalau agak berisik" Katanya sembari mempersilakan saya duduk tepat di seberang meja kerjanya.

 

Saya pun tersenyum sambil menjawab sekenanya. Rasanya kurang sopan bila saya mengeluhkan suara bising dari aktivitas yang bahkan menjadi alasan saya datang ke rumahnya. Suara dari alat musik gamelan itu memang terdengar tidak beraturan. Maklum saja, tempat itu memang tempat pembuatan gamelan, bukan sanggar karawitan.

Di masa pandemi seperti sekarang ini, menjaga kesehatan diri dan keluarga adalah hal paling utama. Kita semua pasti tidak ingin menambah daf...

Di masa pandemi seperti sekarang ini, menjaga kesehatan diri dan keluarga adalah hal paling utama. Kita semua pasti tidak ingin menambah daftar panjang penyintas Covid-19, dong! Salah satu cara paling efektif agar bisa terhindar dari penularan Covid-19 adalah mengurangi mobilitas. Akan tetapi, ada beberapa pekerja profesional yang bersifat essential atau critical worker dan mengharuskan kita untuk tetap bekerja. Beberapa di antaranya, bahkan harus tetap melakukan perjalanan luar kota.

Terpaksa dinas luar kota selama pandemi?


TRAC To Go

 

Beberapa waktu lalu, saya menerima sebuah tawaran pekerjaan dari sebuah kementerian. Sebagai sobat cuan, tentu saya tidak bisa menolaknya. Terlebih lagi, pekerjaan ini sesuai dengan bidang yang saya geluti, yakni menulis.


Barangkali, pekerjaan menulis bukan termasuk dalam daftar critical worker. Pekerjaan ini bisa saya lakukan dari mana saja, termasuk dari dalam kamar. Selama dua bulan pun, saya mengerjakan proyek ini dari rumah. Untuk berkomunikasi, kami hanya menggunakan aplikasi Watsapp dan Zoom. Namun, dalam proses finalisasi, saya bersama tim harus bertatap muka secara langsung. Kegiatan tersebut dilakukan di sebuah hotel di Kota Jogja. Sebuah tuntutan pekerjaan yang akhirnya memaksa saya harus pergi ke luar kota.

 

Manfaatkan program we care we share dari TRAC!

 

TRAC To Go

Bepergian selama pandemi tentu menjadi persoalan baru. Terlebih lagi, bila saya menggunakan transportasi umum. Selain rentan tertular virus Covid-19 selama di perjalanan, transportasi umum saat ini juga banyak yang tidak beroperasi. Oleh karena itu, untuk kemudahan dan keamanan dalam perjalanan, saya membutuhkan transportasi yang bersifat pribadi. Beruntung, saat ini ada banyak jasa rental mobil yang bisa digunakan untuk mengurangi penggunaan transportasi umum. 

 

Nah, bila kamu juga membutuhkan rental mobil saat pandemi, saya sarankan untuk coba layanan dari TRAC. TRAC adalah salah satu layanan rental mobil terbaik sebab cara pemesanannya sudah berbasis aplikasi. Selain lebih mudah dan praktis, penggunaan aplikasi sebagai media pemesanan rental mobil tentu juga mengurangi interaksi antar manusia.

 

Selain itu, saat ini TRAC juga tengah menjalankan program we care we share yang mendukung mobilitas kamu terutama yang harus tetap bekerja selama pandemi. Kamu para pekerja profesional yang bersifat essential atau critical worker dapat memanfaatkan promo ini. Pekerjaan di bidang kesehatan, keuangan, pasar modal, dan lainnya akan lebih mudah melakukan perjalanan selama PPKM darurat.

Jam masih menunjukkan sekitar pukul 09.00 pagi saat saya sampai di sebuah halaman salah satu rumah di daerah Dukuh Karangjati, Desa Karangge...

Jam masih menunjukkan sekitar pukul 09.00 pagi saat saya sampai di sebuah halaman salah satu rumah di daerah Dukuh Karangjati, Desa Karanggeneng, Boyolali. Tepat di sampingnya berdiri sebuah toko yang masih tampak sepi. Hanya terdengar suara bising dari truk dan bus antar kota yang suara klaksonnya sesekali memekakkan telinga. Maklum, toko ini berada tepat di pinggir jalan raya lingkar utara. Di depan toko, sebuah plang besar berdiri kokoh menyambut kedatangan saya dengan tulisan “Keju Indrakila”.

 

 

Keju Indrakila
Keju Indrakila (dok. pribadi)

Pagi itu, saya membuat janji bertemu dengan Romy, adik kandung dari Noviyanto si penggagas pabrik keju ini. Saya memang kurang berjodoh untuk bertemu langsung dengan Noviyanto. Dua kali menghubungi, jawabannya selalu sama, yakni sedang berada di luar kota. Belakangan saya ketahui, Noviyanto sedang sibuk menggarap usaha serupa di Kota Lumajang, Jawa Timur. Tidak mengapa, toh saya tetap bisa mendapat banyak cerita inspiratif Noviyanto dari tutur adik kandungnya.

Pinus Pengger   Saya berada di bangku paling belakang, saat mobil travel yang kami tumpangi bergerak dari pesisir selatan Bantul menuju perb...

Pinus Pengger
Pinus Pengger
 

Saya berada di bangku paling belakang, saat mobil travel yang kami tumpangi bergerak dari pesisir selatan Bantul menuju perbukitan Imogiri. Hari kian sore, sementara langit tampak mendung menggelayut. Seirama dengannya, mata pun rasanya sama redupnya. Maklum, malam sebelumnya saya hanya sempat tidur selama tiga jam saja. Seakan kena hipnotis, tak lama kemudian saya pun akhirnya memejamkan mata.


Gunung Kelud, Jawa Timur “Kamu tak akan pernah bisa membahagiakan semua orang, dan jika kamu memaksakan diri, kamu hanya akan menda...


Gunung Kelud, Jawa Timur
Gunung Kelud, Jawa Timur

“Kamu tak akan pernah bisa membahagiakan semua orang, dan jika kamu memaksakan diri, kamu hanya akan mendapati dirimu yang tak bahagia”

Sebuah kutipan anonim yang pernah saya baca dan saya ingat hingga saat ini. Kutipan yang selalu berhasil membuat saya merenung. Sadar atau tidak, seringkali kita berusaha untuk membahagiakan semua orang, terutama pada orang-orang yang kita cintai. Orangtua, saudara, teman, rekan kerja, dan bahkan mungkin orang yang tak kita kenal sekalipun. 

Joko Sulistyo; Penerima SATU Indonesia   Kering dan gersang, barangkali kata itu yang akan Anda pikirkan saat mendengar nama Kota Won...

Joko Sulistyo
Joko Sulistyo; Penerima SATU Indonesia
 
Kering dan gersang, barangkali kata itu yang akan Anda pikirkan saat mendengar nama Kota Wonogiri. Salah satu kabupaten di Jawa Tengah ini memang dikenal sebagai salah satu daerah yang mengalami kekurangan air. Kondisi alam yang berupa perbukitan kapur menjadi salah satu faktor penyebab mengapa sumber air bersih sulit ditemukan di kota ini.

Hampir setiap tahun, terutama saat terjadi kemarau panjang, Wonogiri selalu memberikan kabar perihal kekeringan. Bahkan tak jarang pula pemerintah setempat menetapkan kondisi ini sebagai darurat bencana kekeringan.

"Yak, kita sudah hampir sampai tujuan. Museum Batik ada di depan sana bersebelahan dengan Masjid Agung" kata tour guide yang men...

"Yak, kita sudah hampir sampai tujuan. Museum Batik ada di depan sana bersebelahan dengan Masjid Agung" kata tour guide yang menemani kami melalui pengeras suara.

Saya yang berada di deretan kursi belakang kemudian menengok ke arah luar jendela. Di sisi kanan, tampak sebuah taman dengan tulisan besar yang terbaca "Kota Batik". Ya, setelah menempuh perjalanan sejauh puluhan km dari Kota Semarang, akhirnya kami sampai juga di Kota Pekalongan.

Ini adalah kali pertama saya berkunjung ke kota ini. Biasanya sekadar numpang lewat saja, melaju di tengah keramaian jalur pantura. Kota Pekalongan memiliki sebutan atau julukan sebagai Kota Batik karena memiliki sejarah panjang sekaligus dikenal sebagai salah satu kota penghasil batik sejak abad ke 14. Bahkan pada Desember 2014 lalu Pekalongan resmi mendapat julukan sebagai World City of Batik oleh UNESCO dalam kategori craft & folk.

Lalu sebagai kota yang termasyhur dengan batiknya, hal menarik apa saja yang bisa dilakukan wisatawan saat berkunjung ke Pekalongan? Setidaknya jika kamu memiliki satu hari berada di kota ini, 3 tempat yang baru saja kami kunjungi berikut ini bisa menjadi referensi.


Belajar Membatik di Museum Batik


Membatik di Museum Batik Pekalongan
Membatik di Museum Batik Pekalongan

Bagi yang pernah melewati Jalan Adi Sucipto Solo, pasti sudah tak asing dengan sebuah bangunan bercat putih bergaya Eropa yang berdiri cant...

Bagi yang pernah melewati Jalan Adi Sucipto Solo, pasti sudah tak asing dengan sebuah bangunan bercat putih bergaya Eropa yang berdiri cantik di sisi utara jalan raya itu. Barangkali dulu banyak orang dibuat penasaran dengan fungsinya. Sebab selama bertahun-tahun bangunan yang merupakan kompleks ruko & perumahan itu terlihat "sepi-sepi" saja.

Namun satu tahun belakangan, sebuah neon box dan tulisan besar menunjukkan identitas barunya. Bangunan itu kini disulap menjadi hotel bintang 4 yang merupakan bagian dari Wyndham bernama Ramada Suites.

Ramada Suites by Wyndham
Ramada Suites by Wyndham

Pasar Gede Hardjonagoro Solo Pasar Gede Hardjonagoro Solo merupakan pasar tradisional yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo dan tak jau...

Pasar Gede Hardjonagoro Solo
Pasar Gede Hardjonagoro Solo
Pasar Gede Hardjonagoro Solo merupakan pasar tradisional yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo dan tak jauh dari balai kota Solo. Seperti pasar tradisional pada umumnya, pasar ini menawarkan berbagai barang kebutuhan rumah tangga serta aneka ragam bahan makanan baik yang masih mentah hingga makanan siap santap. Atmosfer kegiatan berniaga pun sangat terasa di sini.

Tiga minggu dari  Semarak Parade Jalanan Semarang Night Carnival 2019 , saya kembali diundang untuk menyaksikan parade atau carnival serupa...

Tiga minggu dari Semarak Parade Jalanan Semarang Night Carnival 2019, saya kembali diundang untuk menyaksikan parade atau carnival serupa. Kali ini oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo yang memang juga memiliki agenda tahunan bertajuk Solo Batik Carnival (SBC).

Solo Batik Carnival 2019
Solo Batik Carnival 2019
SBC tahun ini merupakan agenda ke 12 sejak pertama digelar pada tahun 2008 lalu.  Saya masih ingat tahun-tahun awal agenda ini digelar, saya tak pernah rela melewatkannya. Tahun demi tahun, mulai dari tema kostum, rute dan waktu pelaksanaannya selalu berubah demi menampilkan sebuah sajian parade yang apik. Saya sendiri terakhir menyaksikan SBC secara langsung sekitar 2011 hingga baru tahun ini berkesempatan kembali. 

Hembus angin sepoi meniup badan. Rumput dan pepohonan tampak ikut bergoyang. Di tepi tembok pembatas jalan, saya memandang ke depan seakan ...

Hembus angin sepoi meniup badan. Rumput dan pepohonan tampak ikut bergoyang. Di tepi tembok pembatas jalan, saya memandang ke depan seakan terhipnotis oleh hamparan panorama yang disajikan. Lembah hijau yang diapit oleh dua bukit tinggi dengan ujung sebuah danau berwarna biru. Danau Toba, begitu kami menyebutnya.

Bakara, Humbang Hasundutan
Bakara

Jogja semakin hari semakin banyak tempat makan dan kongko asik semacam cafe atau coffee shop. Bahkan saking banyaknya, rasanya hampir set...

Jogja semakin hari semakin banyak tempat makan dan kongko asik semacam cafe atau coffee shop. Bahkan saking banyaknya, rasanya hampir setiap 5 meter jalan, kita akan selalu menemukan tempat-tempat baru. Saya dan beberapa teman di Jogja bahkan memiliki kebiasaan memposting tagar #NgopiTiapPekan di media sosial setiap kali mampir di sebuah coffee shop. Meskipun sudah sesering mungkin untuk singgah di coffee shop baru, hingga saat ini rasa-rasanya masih jauh dari kata khatam.

Oldtown White Coffee Cafe Simanjuntak
Oldtown White Coffee Cafe Simanjuntak