"Yak, kita sudah hampir sampai tujuan. Museum Batik ada di depan sana bersebelahan dengan Masjid Agung" kata tour guide yang menemani kami melalui pengeras suara.
Saya yang berada di deretan kursi belakang kemudian menengok ke arah luar jendela. Di sisi kanan, tampak sebuah taman dengan tulisan besar yang terbaca "Kota Batik". Ya, setelah menempuh perjalanan sejauh puluhan km dari Kota Semarang, akhirnya kami sampai juga di Kota Pekalongan.
Ini adalah kali pertama saya berkunjung ke kota ini. Biasanya sekadar numpang lewat saja, melaju di tengah keramaian jalur pantura. Kota Pekalongan memiliki sebutan atau julukan sebagai Kota Batik karena memiliki sejarah panjang sekaligus dikenal sebagai salah satu kota penghasil batik sejak abad ke 14. Bahkan pada Desember 2014 lalu Pekalongan resmi mendapat julukan sebagai World City of Batik oleh UNESCO dalam kategori craft & folk.
Lalu sebagai kota yang termasyhur dengan batiknya, hal menarik apa saja yang bisa dilakukan wisatawan saat berkunjung ke Pekalongan? Setidaknya jika kamu memiliki satu hari berada di kota ini, 3 tempat yang baru saja kami kunjungi berikut ini bisa menjadi referensi.
Belajar Membatik di Museum Batik
Membatik di Museum Batik Pekalongan |
Seorang guide museum yang belakangan kami ketahui bernama Mas Dewa tampak menyambut kedatangan kami di pintu masuk museum. Ia yang mengenakan sarung bermotif batik kemudian bergegas mengajak kami masuk ke ruangan workshop. Di sana sudah ada sebagian rombongan kami yang sudah menunggu. Mas Dewa kemudian mengajak kami mencoba membuat batik kombinasi cap dan tulis.
Proses pembuatan batik cap dimulai dengan pemanasan lilin dan cetakan yang terbuat dari tembaga. Sementara kain putih dibentangkan di atas meja yang sudah dilapisi busa basah yang telah dimodifikasi sehingga bisa mendinginkan lilin yang nantinya menempel pada kain dengan cepat. Setelah cetakan siap, kita hanya perlu mengaplikasikannya ke atas kain.
Bisa dibilang, proses batik cap ini gampang-gampang susah. Gampang
karena kita tak perlu menggoreskan lilin/malam setiap inci coraknya
seperti halnya batik tulis. Susah karena juga butuh ketelitian setiap
sambungan motif yang kita ciptakan. Salah-salah, corak batik akan
terlihat asimetris dan tidak rapi.
Membuat Batik Cap di Museum Batik Pekalongan |
Proses selanjutnya kurang lebih hampir sama dengan batik tulis yang pernah saya praktikan di Solo & Jogja. Seperti pencucian, pewarnaan, nglorot (menghilangkan lilin), penguncian warna, dan pengeringan. Kita pun bisa langsung memamerkan hasilnya.
Workshop Membatik di Museum Batik Pekalongan |
Melihat Koleksi Museum Batik
Tak lengkap rasanya jika ke sebuah museum tidak melihat koleksi yang ada di dalamnya. Seperti di Museum Batik Pekalongan ini. Selesai dengan workshop membatik, Mas Dewa kemudian mengajak kami untuk tour museum. Museum batik Pekalongan memiliki beberapa ruangan seperti ruang tamu, ruang pameran, ruang workshop, dll. Ruang pameran sendiri saat ini terbagi atas 3 ruangan, yakni Ruang Bhineka Tunggal Ika, Ruang Batik Nusantara, dan Ruang Batik Pekalongan.
Alat Batik Koleksi Museum Batik Pekalongan |
Budaya jawa memang sangat lekat dengan filosofi. Termasuk dengan corak atau motif batik yang semuanya memiliki filosofi yang berbeda. Misalnya saja ada corak babon angrem. Motif batik ini biasanya digunakan dalam acara yang berkaitan dengan anak. Misalnya acara tujuh bulanan atau saat melahirkan.
Batik Motif Babon Angrem Koleksi Museum Batik Pekalongan |
Koleksi Museum Batik Pekalongan |
Batik Hokokai Siang Sore Koleksi Museum Batik Pekalongan |
Museum Batik Pekalongan
Jl. Jatayu No.3 Panjang Wetan
Kec. Pekalongan Utara
Pekalongan.
Buka : Setiap Hari 08.00 - 15.00 WIB
Melepas Dahaga dengan Es Limun Oriental
Limun Oriental Pekalongan |
Puas mengunjungi Museum Batik Pekalongan, jangan buru-buru pulang. Tak jauh dari Museum Batik, tepatnya 100 meter di belakangnya, ada sebuah pabrik yang memproduksi minuman segar jadul yang kian langka; limun. Pabrik limun bernama oriental yang didirikan oleh Njo Giok Liem ini sudah ada sejak 1920 an dan masih beroperasi hingga kini.
Di tengah terik Pekalongan siang itu, kami dibawa oleh Mas Dewa berkunjung ke Pabrik Limun Oriental dengan berjalan kaki. Sayangnya, kami datang saat hari jumat di mana aktivitas pabrik sedang libur. Kami pun hanya bisa melihat suasana pabrik yang sepi, dengan tumpukan botol serta alat yang tak beroperasi. Tapi tenang, meski tak bisa melihat proses pembuatannya, kita masih tetap bisa menikmati hasil pengolahannya, karena di tempat yang sama disediakan semacam kafe yang menyajikan limun secara langsung untuk para konsumennya.
Limun sendiri merupakan hasil campuran dari sari buah, asam sitrat, dan uap dari CO2 sehingga memiliki rasa yang lebih ringan dan aman jika dibandingkan dengan minuman soda yang ada di pasaran. Ada banyak varian rasa yang bisa dipilih konsumen; seperti frambose, jeruk, kopi mocha, nanas, sirsak, dan lemon.
Es Limun Oriental Pekalongan |
Untuk menikmati sebotol limun nan segar ini, kita hanya perlu meraih kocek Rp7000,- saja, sementara untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh perbotol dihargai Rp10.000,-. Di kafe ini juga menyediakan makanan ringan hingga makanan berat seperti ayam geprek. Biar makin terasa "Pekalongan"nya kami juga menyantap tauto; soto khas setempat yang menggunakan tauco sebagai campuran. Mantap!
Tauto Pekalongan |
Pabrik Limun Oriental
Jl. Rajawali Utara No. 15
Panjang Wetan, Kec. Pekalongan Utara
Buka : Setiap Hari 08.00 - 16.00 WIB
(pabrik libur setiap hari jumat & hari besar)
Belanja Batik di Pasar Setono
Pasar Setono Pekalongan |
Ada puluhan atau bahkan ratusan kios pedagang yang bisa dikunjungi. Kita hanya perlu memilih dan memilah kios mana yang menjual batik sesuai selera dan sesuai budget kita. Bagi pecinta wisata belanja, barangkali Pasar Setono adalah surganya. Bagaimana tidak, banyak kios yang memasang harga batiknya mulai dari 25 ribu per potong hingga 50 ribu untuk 3 potong baju anak-anak.
Meski harganya sangat terjangkau, sebaiknya tetap cermat sebelum membelinya. Pastikan belanja sesuai budget dan kebutuhan. Selain itu, kamu juga perlu tahu membedakan kualitas serta jenis batik yang dijual.
Pasar Setono Pekalongan |
Kain batik merujuk pada proses pembuatannya yang menggunakan lilin/malam. Yakni lilin/malam yang dicairkan kemudian digoreskan ke atas kain (baik menggunakan canting atau media cap). Oleh sebab itu batik printing yang dalam pembuatannya menggunakan mesin print tanpa menggunakan lilin/malam tidak dikategorikan sebagai jenis kain batik.
Saran saya, siapkan energi dan waktu yang lebih untuk berkeliling membandingkan kualitas dan harga. Jangan sampai menyesal setelah beli di salah satu kios, kemudian menemukan kain lebih bagus dan murah di kios lainnya. Selain itu jangan malu untuk menawar harga meski hanya 5-10 ribu turunnya. Selamat berbelanja!
Pasar Setono Pekalongan
Jl. Dr. Sutomo No. 1-2
Karangmalang, Pekalongan.
Buka 08.00 - 18.00 WIB
*Tulisan ini merupakan catatan perjalanan yang didapat saat kegiatan Famtrip Blogger yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda Olahraga & Pariwisata Jawa Tengah 13-15 Desember 2019
Baca Juga :
1. 10 Destinasi Wisata Menarik di Kota Solo untuk City Tour
2. Terjebak di Antara Dua Dimensi Waktu De Tjolomadoe
3. Berburu Jajanan di Pasar Gede Kota Solo
Kalau denger Pekalongan, aku ingetnya batik doang. Maklum belum pernah ke sana. Tapi pas baca ini eh penasaran sama tauto dan limunnya haha. Di Palembang udah gak ada lagi minuman kayak gitu. Dulu ada minuman merek Sugus yang terkenal, tapi udah kala sama produksi kokakola :p
ReplyDeleteBucket list gw nih. Belum kesampaian aja nangkring di Pekalongan, padahal udah sering lewat :)
ReplyDeleteMantap ulasannya..Terimakasih
ReplyDeletekok aku pengen ning pabrik limun ya..enak beud ketoke mas aji
ReplyDelete