Coban Pelangi Desa Wisata Gubugklakah Malang "Loh sudah sampai yah?" kata salah satu orang yang berada dalam satu kendaraan D...

Sehari Menggali Potensi Desa Wisata Gubugklakah Malang

Coban Pelangi Desa Wisata Gubugklakah Malang
Coban Pelangi Desa Wisata Gubugklakah Malang
"Loh sudah sampai yah?" kata salah satu orang yang berada dalam satu kendaraan Disporapar yang mengantarkan kami malam itu. Saya yang sempat tidur di sepanjang jalan mulai membuka mata dan melihat keadaan sekitar. Satu per satu turun dari kendaraan, saya yang berada di jok paling belakang segera menyusul. Udara dingin cukup menusuk kulit sesaat setelah kaki menapak di luar kendaraan. Sedikit lebih dingin jika dibandingkan dengan kota domisili saya.

Beberapa orang menyambut kami di luar kendaraan, diantaranya Pak Purnomo Anshori ketua Forkom Desa Wisata Kabupaten Malang sekaligus pengurus pokdarwis desa wisata Gubugklakah. Sadar jika diantara kami ada yang merasa kedinginan, beliau segera mengajak kami masuk ke lantai dua rumahnya yang juga merupakan homestay tempat kami bermalam di desa ini. Dan dari sinilah awal perjalanan kami untuk #EksplorDeswitaMalang, Desa Wisata Gubugklakah.

Desa Wisata Gubugklakah atau yang lebih dikenal dengan sebutan DWG berada di Kecamatan Pocokusumo Kabupaten Malang. Letaknya berada di kaki Gunung Bromo dan menjadi salah satu jalur pendakian. Tak heran jika desa ini memiliki panorama dan kesejukan khas pegunungan. Nama Gubugklakah berasal dari kata gubug yang berarti rumah/tempat tinggal sederhana dan klakah yang berarti bambu yang terbelah dua, sehingga Gubugklakah dapat diartikan sebagai rumah sederhana yang terbuat dari bambu yang dibelah, identik dengan rumah zaman dulu.

Desa Wisata Gubugklakah dikenal sebagai salah satu desa wisata yang kaya akan potensi wisata, tak heran jika tahun 2014 DWG pernah meraih penghargaan sebagai juara III Desa Wisata Nasional dan juara I lomba Pokdarwis di tahun yang sama. Beruntung, kami berkesempatan menggali potensi wisata apa saja yang berada di desa wisata ini dalam sehari.

Nusa Pelangi, Agrowisata Sapi Perah

Nusa Pelangi, Agrowisata Sapi Perah
Nusa Pelangi, Agrowisata Sapi Perah

Pagi hari, kami berjalan kaki menyusuri jalan yang masih sepi. Tujuan kami adalah Nusa Pelangi, Agrowisata sapi perah. Tempat ini merupakan Agrowisata sapi perah dengan konsep modern. Selain sebagai tempat peternakan dan pemerahan baik dengan cara modern (mesin) ataupun dengan cara konvensional, terdapat pula food court yang menjual beragam hasil olahan susu, mulai dari yogurt, stik susu, dodol, dll.

Sayang, pagi itu kami terlambat untuk melihat proses pemerahan susu dengan mesin karena sudah dilakukan. Beruntung, masih ada satu induk sapi yang baru satu minggu melahirkan. Dengan kondisi ini, induk sapi tidak dapat diperah menggunakan mesin, melainkan harus menggunakan cara manual/konvensional. Memerah susu dengan menggunakan mesin banyak kelebihannya, selain lebih cepat juga lebih higienis. Sementara menggunakan cara konvensional atau menggunakan tangan, susu masih lebih rentan terkena bakteri. 

Nusa Pelangi, Agrowisata Sapi Perah
Nusa Pelangi, Agrowisata Sapi Perah
Nusa Pelangi, Agrowisata Sapi Perah
Alat/mesin perah
Ada sekitar 11 induk sapi perah penghasil susu terbaik di tempat ini, sementara 5 anak sapi (pedet) juga nampak di kandang terpisah. Lucunya, setiap anak sapi yang lahir selalu diberikan nama layaknya anak manusia. Setiap hari, sapi-sapi di sini diperah 2x yakni saat pagi dan sore hari. Konon, ini harus dilakukan secara rutin karena jika tidak atau terlambat dilakukan, kantong susu membengkak dan sapi merasa kesakitan.

Setiap sapi bisa menghasilkan sekitar 6 liter air susu setiap kali perah, dan akan semakin berkurang seiring waktu. Jika sudah dirasa tidak menghasikan susu, sapi akan kembali dikawinkan dengan cara inseminasi buatan, agar dapat melahirkan & menghasilkan susu kembali. Siklusnya seperti itu terus hingga masa produktifnya habis. Jika sudah tidak produktif? ya disembelih, manfaatkan dagingnya. Duh, kasihan yah nasib sapi-sapi perah. Hidup cuma untuk kawin, melahirkan dan diperah susunya. Hehehe

Nusa Pelangi, Agrowisata Sapi Perah
Nusa Pelangi, Agrowisata Sapi Perah

Coban Pelangi

Coban Pelangi Malang
Coban Pelangi Malang
Sedikit siang, dengan menumpang jip kami beralih ke wisata alam, kali ini kami ke Coban Pelangi (Air Terjun Pelangi). Dinamakan Coban Pelangi karena saat siang hari di sekitaran coban sering muncul pelangi. Untuk masuk ke Coban Pelangi kita cukup membayar tiket Rp8.000,- untuk wisatawan lokal dan Rp15.000,- untuk wisatawan asing.

Butuh waktu sekitar 20-30 menit untuk trekking menuju Coban Pelangi ini dengan akses jalan yang cukup mudah berupa tanah padat dan bebatuan anak tangga. Kabar baiknya, warung makan bisa kita temukan di sepanjang jalan. Sehingga jika merasa kelelahan kita bisa ngaso sambil menikmati teh dan gorengan hangat. 

Coban Pelangi Malang
Coban Pelangi Malang
Setelah berjalan melewati jalan setapak, menyebrang dan menyusuri sungai, kita akan sampai di air terjun yang cantik ini. Tingginya sekitar 30 meter dengan debet air yang cukup besar. Tak heran jika buih air halus beterbangan di sekitar air terjun dan membuat pengunjung basah jika berlama-lama di dekatnya.

Berada di kawasan ini serasa terisolasi, bagaimana tidak tebing-tebing tinggi seakan menghalangi kita dengan dunia luar. Tapi percayalah, pemandangan hijau nan asri akan membuat siapa saja betah berlama-lama di Coban Pelangi ini. Yang perlu diperhatikan, kita tak diperkenankan mendekat air terjun karena sangat berbahaya. Ada batas yang menunjukkan dimana pengunjung dapat mendekat. Sementara kita juga di tuntut untuk selalu waspada jika tiba-tiba debet air naik saat ada banjir bawaan dari atas, atau terjadi longsor. Saat kami kesana pun terlihat adanya tanah bekas longsoran.

Coban Pelangi Malang
Coban Pelangi Malang

GSS, Gunungsari Sunset

GSS Gunungsari Sunset Malang (foto : ghozaliq.com)
Dari wisata alam, kita lanjut ke wisata buatan yang instagramable. GSS (Gunungsari Sunset) merupakan salah satu tempat kekinian di Desa Wisata Gubugklakah. Seperti yang banyak terdapat di daerah lain, tempat ini menawarkan spot untuk menyaksikan sunset dan panorama alam dari ketinggian. Tak heran jika tempat ini menjadi spot favorite untuk swafoto. Selain rindang dengan pohon pinus, bangunan semacam gazebo dan gardu pandang berdiri di area ini. Tidak hanya itu, pengunjung akan semakin nyaman menikmati sore sambil ngopi atau menikmati sajian lain dengan keberadaan kafe.

gss gunungsari sunset gubugklakah malang

gss gunungsari sunset gubugklakah malang

gss gunungsari sunset gubugklakah malang


Rafting & River Tubing Sungai Amprong

Rafting/river tubing Sungai Amprong
Rafting/river tubing Sungai Amprong
Desa Wisata Gubugklakah juga memiliki wisata yang menguji adrenalin, yakni rafting dan river tubing. Desa wisata Gubugklakah ini memang dilewati oleh Sungai Amprong yang memiliki arus cukup kuat dengan kondisi sungai berjeram-jeram sehingga sangat cocok untuk dijadikan jalur rafting dan river tubing. Meski lokasinya berbeda, namun keduanya dilakukan masih dalam satu aliran Sungai Amprong. Fyi, perbedaan rafting dan tubing, rafting menggunakan perahu karet yang bisa diisi hingga 6 orang, sementara tubing menggunakan ban karet dan meluncur sendiri-sendiri.  

River tubing Sungai Amprong
River tubing Sungai Amprong
Karena keterbatasan waktu, kami tidak sempat mencoba wahana rafting, hanya tubing dan itupun rute pendek (750 meter). Sebelum melakukan tubing kami menggunakan peralatan seperti life jacket dan helm. Tak lupa, pemandu kami memberikan sedikit briefing mengenai aturan dan tips saat tubing. Selesai briefing masing-masing orang harus membawa ban yang besar ke titik start dengan berjalan kaki melewati ladang warga.

Sampai di titik tersebut, beberapa SAR/peandu mempersiapkan diri. Sekitar 3 orang pemandu menemami kami. Satu pemandu meluncur terlebih dahulu, tugasnya mempersiapkan jalur yang akan kami lalui, dan bersiap membantu jika ada masalah saat kami meluncur. Pemandu kedua berada di tengah, sementara pemandu ketiga meluncur paling belakang.

River Tubing Sungai Amprong Gubugklakah Malang (foto : ghozaliq.com)
Sungai Amprong memiliki air yang sangat bening dan segar. Tak ada ragu saat harus berbaring di atas ban sambil berbasah-basahan di sungai ini. Kami meluncur satu persatu dengan sangat menyenangkan. Meski sesekali bebatuan menghalangi, namun dengan sedikit goyangan saja, ban kembali bisa meluncur. River tubing bagi saya cukup menyenangkan karena kita sendiri yang mengendaikan ban yang kita tumpangi.

Saya sendiri sempat berada di jalur yang berbeda dengan teman yang lain. Tergiring arus ke sebelah kanan dan terjebak di tepian sungai yang terdapat ranting-ranting pepohonan. Tapi tetaplah seru, jeram demi jeram ahirnya saya lewati dengan lancar. Kami sempat diberhentikan oleh pemandu di beberapa titik untuk istirahat. Sekitar 30 menit perjalanan air, kami pun sampai di titik finish. Yah, meski hanya sebentar/jalur pendek namun river tubing di Sungai Amprong ini sangat menyenangkan. Kamu bisa mencobanya mulai dari 75k/pax untuk jalur pendek hingga 135k/pax untuk jalur yang terpanjang.

River tubing sungai amprong gubugklakah malang
River Tubing Sungai Amprong Gubugklakah Malang (ghozaliq.com)

Agrowisata Petik Apel

Agrowisata Petik Apel Gubugklakah Malang
Agrowisata Petik Apel
Lelah bermain ban karet di Sungai Amprong, kami melanjutkan perjalanan ke kebun apel. Agro petik apel adalah salah satu wisata yang ditawarkan desa wisata Gubugklakah. Seperti halnya desa-desa lain di Kabupaten Malang, apel juga menjadi salah satu komoditas di desa ini. Untuk menikmati wisata petik apel ini tidak sembarang kebun apel, namun harus dipastikan kebun apel yang siap panen atau buah yang sudah berusia sekitar 5 bulan. 

Agrowisata Petik Apel Gubugklakah Malang
Agrowisata Petik Apel 
Sore itu kebun apel masih cukup ramai, ada rombongan lain selain kami yang melakukan wisata serupa. Tak harus menunggu lama, kami langsung dipersilahkan memetik apel sesuai dengan keinginan. Mau yang besar, kecil, sedikit, banyak, bebas. Dalam satu tangkai biasanya akan ada minimal 2 buah apel, cara memetiknya adalah dengan cara memutar salah satu apel, karena jika asal tarik biasanya apel lain akan ikut jatuh.

Apel yang dibudidayakan di sini adalah jenis manalagi. Warnanya hijau rata, dan rasanya manis segar. Kita dapat langsung menyantap apel tersebut dengan cara mengusapkannya pada pakaian untuk membersihkannya dari kotoran. Atau kita juga bisa membawa pulang, namun harus di timbang terlebih dahulu dan membayar Rp10.000,-/kg.

Tari Kelono

Petang menjelang, menutup perjalanan kami di desa wisata Gubugklakah, kami diajak kembali ke pendopo yang berada di GSS untuk dikenalkan salah satu potensi budaya nya berupa tari-tarian. Kali ini kami disajikan Tari Kelono. Nama kelono berasal dari nama tokoh. Tari ini menampilkan penari laki-laki yang gagah dengan menggunakan topeng. Gerakan-gerakan yang ditarikan sangat tegas dan lugas karena tari ini menggambarkan tokoh dengan watak yang keras. Tak jelas bagaimana sejarah awal mula tari ini ada, namun tarian ini sering di suguhkan dalam acara-acara adat, budaya, atau acara-acara lainnya.

Tari Kelono Gubugklakah Malang
Tari Kelono Gubugklakah Malang
Hari kian gelap, pertanda perjalanan kami menggali potensi desa wisata ini telah usai. Dengan apa yang kami saksikan dan kami nikmati dalam waktu satu hari, desa wisata Gubugklakah memang pantas disebut dengan desa yang kaya. Tak hanya potensi alam, namun juga budaya dan kearifan lokal. Desa ini juga memiliki sebutan desa santri karena keberadaan pesantren yang cukup banyak di desa ini. Tak heran saat Sholat Jumat masjid-masjid di desa yang notabene nya cukup banyak, tetap penuh oleh santri-santri berjubah putih. Lalu, apa kalian masih ragu untuk menikmati desa wisata sejuta potensi ini? Yuk segera berkemas. :)


*Tulisan ini merupakan catatan perjalanan yang didapat saat kegiatan #EksplorDeswitaMalang (Eksplor Desa Wisata Malang) yang diselenggarakan oleh Forum Komunikasi Desa Wisata Kabupaten Malang 14-16 April 2017.

Desa Wisata Gubugklakah
Ds Gubugklakah, Kec Poncokusumo,
Kab Malang, Jawa Timur
CP : 0878 5947 8177 (Bp Purnomo Anshori)


21 comments:

  1. Baru ngeh GSS itu kepanjangan gunung sari sunset. Sayang kemarin mendung, ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwk padahal tempatnya syahdu ya sambil ngopi sore2 gt. Sayang kmaren sdh terlalu lelah dan buru2 jg, jd kurang menikmati di GSS

      Delete
  2. waktu ke GGS aku ga fokus, dam bingunh sbnernya itu tempat apa 😂 katanya ada rafting2nya 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu tempat nongkrong aja sih, kalau masalah rafting itu cuman jadi pit stopnya aja, nha kalau mau turun sungai harus naik kendaraan off road lagi.

      Delete
    2. WKwkwkwk lidia kurang akua. hihihi iya, rafting ada di sungai bawahnya. Sedangkan di GSS ini spot bersantai sambil menikmati sunset

      Delete
  3. orang boyolali liat sapi perah...gak bosan pak ha ha ha...raftingnya seru yakk...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Loh, aku malah belum pernah liat proses sapi perah di Boyolali. Bwhahahahaha ciyus :D

      Delete
  4. heleeh adoh2 seko boyolali kota susu, mosok neng kono ndelok sapi perah yoan wkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kok pd fokes di susu sih, pdhal kan banyak destinasinya, gak cm itu -_-

      Delete
  5. Bahagianya kaliaaan hahahaha. Aku kalau lewat Gubugklakah seringnya cuma mampir rest area sama Coban Pelangi aja, hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamu pasti uda bosen banget ya mas di sini, keseringan lewat Gubugklakah. hahaha tp blm pernah stay kaaan? :p

      Delete
  6. Di sini yang nggak terlupakan itu suasana santrinya hahahahah. Pokoknya kalau ke sini besok kudu bawa baju jubah, biar dikira santri juga :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Subhanallah.... *benerin peci* hahaha aku kasian liat adek2 santri yg spertinya kecapean gt ya, ampe nyolong2 waktu bt tidur pas sholat jumat. hahaha

      Delete
  7. itu saingannya susu boyolali ya sapinya..mas bannya gak ambless kan ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Komenmu hajat kak... :( Gak ambles kok, cm langsung kempes. Bhay!

      Delete
  8. buih air halus. ono po? haha. Beda ya sama embun? atau cipratan wis.

    Kasian ya sapi. kalau g produktif lagi, disembelih, dimakan dagingnya. :( mudah2an kamu produktif terus ya Mas Aji. Awas kalau g nulis lagi, tak sembelih kaya sapi. haha

    Aku merasa kurang puas di sini. Karena cuma kunjungan rafting. Padahal sudah siap basah2an dan jungkir balik di perahu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Embuh, pokoknya yg kyk gt lah. Hahaha

      Ebret, sumpah! aku disamakan dg sapi :(

      Delete
  9. Waah, kemarin ke Malang ngga mampir ke sini. Kapan-kapan deh ahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yah sayang banget, bisa stay di deswis ini padahal, nyaman bgt :)

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung & berkenan meninggalkan komentar :)