Berkali-kali saya melihat jam
digital di ponsel, sekadar menghitung sudah berapa jam kereta Sri Tanjung ini
membawa saya jauh ke ujung timur Pulau Jawa. Sudah berjam-jam. Hingga saya pun
bosan dan tak tahu lagi harus bagaimana mengisi waktu di dalam kereta ekonomi
ini. Kaki pegal karena terlalu lama ditekuk, punggung apalagi. Sandaran kursi
yang tegak lurus membuat
punggung cepat pegal. Ya, namanya juga kereta ekonomi, tentu
fasilitasnya juga ekonomis.
Saat matahari
masih sepenggalah pagi tadi, kereta ini memulai perjalanannya dari
Stasiun Lempuyangan Yogyakarta ke ujung
timur Pulau Jawa. Kereta terus melaju ke timur, sesekali meliuk mengikuti rel
yang mengular di sepanjang jalur selatan. Namun
hingga matahari telah jatuh di kaki langit barat, kereta masih belum memasuki
telatah Blambangan yang menjadi tujuan akhir perjalanan.
Butuh belasan jam untuk mencapai
ujung timur Pulau Jawa dari Yogyakarta. Sudah pukul sembilan malam ketika saya
turun di Stasiun Karangasem, Banyuwangi, dengan tubuh letih dan ingin segera
merebahkan diri. Sehari penuh duduk di dalam kereta sambil melawan rasa bosan
rasanya seolah-olah menempuh perjalanan empat puluh tahun cahaya. Sangat lama.
Akan tetapi, Banyuwangi membalas
kelelahan dan perjalanan panjang itu dengan sangat manis. Disajikannya bentang
alam yang membuat setiap pandangan saya disertai decak kagum dan semangat untuk
mengeksplorasi setiap sudut Banyuwangi. Setidaknya, sepuluh destinasi inilah
yang sangat berkesan bagi saya, dan wajib dikunjungi ketika berwisata ke ujung
timur Pulau Jawa ini.
1. Di Pantai Cacalan, Matahari Terbit Paling Awal
Lokasi Banyuwangi yang berada di ujung timur Pulau Jawa menjadikannya wilayah dengan matahari terbit lebih awal daripada wilayah-wilayah lain di Pulau Jawa. Maka, saat berkunjung ke Banyuwangi, saya tak mau melewatkan momen matahari terbit dengan bergelung selimut di kamar hotel.
Lingkungan Sukowidi, Klatak, Kalipuro,
Banyuwangi.
2. Kerasan di Pulau Tabuhan
Pulau Tabuhan Banyuwangi |
Pulau
kecil dikelilingi laut yang biru nan jernih, dengan tepian pantai yang landai,
dan pemandangan bawah airnya yang juara! Itulah Pulau Tabuhan, yang menjadi
salah satu destinasi saya saat berkunjung ke Banyuwangi.
Luas
Pulau Tabuhan hanya 5-6 Ha2, sehingga mengeksplorasinya dengan jalan
kaki tidak akan makan waktu lama. Sambil jalan-jalan keliling pulang, wisatawan
bisa hunting foto dan menikmati suasana. Pulau ini ditumbuhi cukup
banyak pohon rindang yang bisa dijadikan tempat berteduh. Pulau Tabuhan tak
hanya indah, tapi juga nyaman dan bikin kerasan.
Banyuwangi, Jawa Timur
3. Senja yang Merekah di Pulau Merah
Pulau Merah Banyuwangi |
Sebuah
kecil bukit bertanah merah menghiasi tepi pantai di Banyuwangi. Pantai ini pun
disebut Pantai Pulau Merah. Ombak yang menepi, membasuh pasir yang putih,
disaksikan oleh bukit yang menghijau penuh rimbun pepohonan. Ketiganya menjadi
harmoni alam yang saya jumpai di Pantai Pulau Merah. Menjelang petang, senja
pun merekah, sayang jika tak diabadikan beserta bukit yang menjadi ikon Pantai
Pulau Merah.
Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kec. Pasanggaran,
Banyuwangi
4. Musim Gugur di Alas Purwo
Alas Purwo Banyuwangi |
Alas
Purwo, ada kesan magis nan mistis saat saya mendengar nama hutan ini. Sejak
kecil, saya dijejali cerita-cerita dan mitos-mitos tentang betapa seramnya
hutan di ujung timur Pulau Jawa ini. Namun saat beberapa waktu lalu mengunjunginya,
kesan indah, sejuk, dan hijau, lebih dominan daripada kesan seram.
Di
sepanjang jalan, daun-daun gugur entah diterpa angin atau memang sudah masanya.
Entahlah, yang jelas, daun-daun itu memenuhi jalan yang membelah Alas Purwo,
dan cantik untuk difoto. Membuat Alas Purwo yang terkenal angker tampak lebih
indah dan seolah-olah sedang masuk musim gugur.
Taman Nasional Alas Purwo
Kec. Tegalmidi & Kec Purwoharjo,
Banyuwangi.
5. Melihat Satwa Berlarian di Savana Sadengan
Savana Sadengan Banyuwangi |
Setelah
menembus rimbunnya Alas Purwo, saya disambut oleh padang rumput yang luas nan
hijau. Banteng dan satwa-satwa lainnya berlarian, sesekali mengunyah rumbut,
atau sekadar bergolek manja di atas rerumputan. Jika ingin melihat mereka lebih
jelas, ada gardu pandang yang bisa dinaiki oleh beberapa orang sekaligus.
Savana Sadengan
Taman Nasional Alas Purwo
Banyuwangi
6. D’Djawatan Benculuk; Hutan Fangorn ala Banyuwangi
D'Djawatan Benculuk Banyuwangi |
Merry
dan Pippin berlarian tak tentu arah, dikejar orc yang siap membunuh
mereka. Tanpa sadar, mereka memasuki sebuah hutan penuh pohon-pohon tua. Bukan
sembarang pohon, mereka adalah bangsa ent (manusia pohon) yang menghuni
Hutan Fangorn. Itulah salah satu scene dalam film Lord of The Ring yang
ber-setting di New Zealand.
Siapa
sangka? Ternyata, Banyuwangi memiliki hutan yang cukup mirip dengan Hutan
Fangorn tempat tinggal bangsa ent, yaitu D’Djawatan Benculuk. Seperti
halnya Hutan Fangorn, D’Djawatan Benculuk juga dipenuhi pohon trembesi tua yang
tinggi, besar, penuh cabang, dan berdaun rimbun, sehingga begitu teduh.
Hutan
kota seluas enam hektar ini dulunya adalah tempat penimbunan kayu jati. Saat
ini, hutan sudah dikembangkan menjadi tempat wisata yang dilengkapi dengan
beberapa spot foto. Jalan setapak membentang menuju tengah hujan. Sungguh
mengasyikkan menikmati keteduhan hutan ini. Udaranya pun segar, dan yang jelas,
tak perlu khawatir dikejar orc seperti Merry dan Pippin. Hehehe
D’Djawatan
Purwosari, Benculuk, Cluring,
Banyuwangi.
7. Bening yang Mengalir di Air Terjun Jagir
Air Terjun Jagir Banyuwangi |
Banyuwangi
memang tak pernah gagal membuat saya melonjak girang saat sampai di Air Terjun
Jagir. Bening airnya yang masih alami lebih menggoda daripada infinity pool di
hotel bintang lima. Byurrr... beberapa orang menceburkan dir di air
bening yang juga segar. Saya pun tak sabar menyusul mereka. Byuurr...
segarnya....
Dusun Krajap, Kp Anyar, Glagah,
Banyuwangi.
8. Kawah Ijen; Toska yang Memesona
Dibanding
destinasi-destinasi lain yang saya kunjungi sebelumnya, Kawah Ijen inilah yang
paling menantang. Butuh fisik yang kuat karena setiap pengunjung harus berjalan
kaki menanjak, menuju puncak di ketinggian 2443 Mdpl.
Setelah
ngos-ngosan dan kelelahan, akhirnya semua terbayar dengan keindahan danau kawah
berwarna toska yang membentang seluas 5466 hektar. Danau ini juga dikenal
sebagai danau berair sangat asam yang terbesar di dunia. Untuk menuju Kawah
Ijen memang butuh perjuangan, namun perjuangan itu akan terbayar dengan
pemandangan langka yang mengundang decak kagum tiap kali mata memandangnya.
Kab. Banyuwangi – Kab. Bondowoso
Jawa Timur
9. Savana Bekol
Tengkorak
dan tanduk kerbau dipajang berjajar dengan latar padang rumput luas dan Gunung
Baluran yang berdiri gagah. Di kejauhan, satwa-satwa terlihat berlarian riang,
mungkin mencari makanan. Bukan, ini bukan Afrika, melainkan Savana Bekol yang juga
menjadi salah satu destinasi saya dalam rangkaian perjalanan mengeksplorasi
Banyuwangi.
Tak
heran, Savana Bekol yang termasuk dalam wilayah Taman Nasional Baluran ini
memang dijuluki Africa van Java. Savana Bekol menyajikan pemandangan yang
berbeda dari wilayah-wilayah lain di Pulau Jawa. Tak menyesal saya berkendara
membelah hutan, melewati jalan setapak berbatu yang membuat perjalanan terasa
semakin panjang.
Dari
gardu pandang, mata saya dimanjakan dengan padang rumput yang lapang, hijau
membentang, dan sejenak membawa imajinasi saya ke Afrika. Satwa-satwa berlarian
bebas tanpa kurungan. Namun sesaat kemudian saya tersadar, oh... ternyata saya
masih di Jawa.
Savana Bekol
Taman Nasional Baluran,
Banyuwangi, Jawa Timur.
10. Waduk Bajulmati
Waduk Bajulmati Banyuwangi |
Berada
di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Situbondo, Waduk Bajulmati sangat
mudah dijangkau dengan kendaraan bermotor karena lokasinya tepat di pinggir
Jalan Raya Banyuwangi-Situbondo. Sepulang dari Savana Bekol, saya memutuskan
mampir ke waduk ini, karena di media sosial, banyak yang menyebut-nyebut bahwa
Waduk Bajulmati memiliki pemandangan yang mirip dengan Raja Ampat di Papua.
Wow!
Gugusan
pulau-pulau kecil di tengan waduk membuat tempat ini disebut-sebut mirip Raja
Ampat. Memang tak sepenuhnya mirip, tapi cukup untuk menghibur diri yang belum
memiliki kesempatan menikmati keindahan Raja Ampat di Papua.
Waduk Bajulmati
Kab, Banyuwangi – Kab Situbondo
Jawa Timur
Itulah sepuluh destinasi yang saya
kunjungi selama di Banyuwangi. Setiap tempat memberi kesan tersendiri. Kesan
yang kemudian mewarnai setiap cerita yang saya dapatkan dari Sunrise of Java. Cerita yang kelak ingin
saya kenang dengan kembali mengunjungi Banyuwangi. Meski jauh dan harus
menempuh belasan jam, namun Banyuwangi sangat layak dikunjungi. Kekayaaan alam,
budaya, kuliner, dan keramahan orang-orangnya akan menjadi cerita berkesan yang
di hati. Paling tidak, sekali seumur hidup, buatlah ceritamu sendiri tentang
Banyuwangi.
*Ditulis oleh Ayun & dipotret oleh Aji Sukma
Baca Juga :
Akh kesemua destinasinya Banyuwangi keren-keren ...
ReplyDeleteMemang ya Indonesia ini dianugerahi seabrek pesona alam memukau.
Satu keinginan yang pengin kulihat langsung di Banyuwangi itu tari Gandrung.
Unik kostum penarinya.
Gimana kalau kita barengan ke sana kak? hahahhaha
DeleteGak ada habisnya memang Banyuwangi ini bt dieksplor. Wah iya ku juga blm pernah liat tari gandrung.
DeleteAjakin sha ke ijen dong hahaha
ReplyDeletewah, baru ngeh kalo tulisannya duet antara mbak ayun dan mas aji :)
Hahaha ia sha, biar ada beda warna sekali-sekali kolabs. wkwkwk
DeleteYakin mau trekking ke Ijen sha? wkwkwk
Duh Banyuwangi keren banget ternyata, sayang blom ada waktu yg pas buat explore banyuwangi.
ReplyDeletepengen sekali2 ke tempat paling ujung di pulau jawa. Oh iya salam kenal ya mas :)
Halo, salam kenal jg. Terima kasih sudah mampir ke blog saya
DeleteAyo jalan lagi, Mas, ke timur!
ReplyDeleteAyo kapan? situ kan sudah sibuk :D
Delete