Bus yang kami tumpangi akhirnya sampai di Jl. Kedu – Jumo Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung setelah sebelumnya menem...

Pasar Papringan; Etalase Kearifan Lokal & Trendsetter Pasar Digital


Bus yang kami tumpangi akhirnya sampai di Jl. Kedu – Jumo Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung setelah sebelumnya menempuh perjalanan dari Kota Wonosobo. Turun dari bus, kami kemudian berganti mobil pribadi yang ukurannya lebih kecil karena bus besar tak bisa mencapai destinasi akhir kami. Lalu lalang kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat tampak ramai di jalanan kampung yang tak begitu lebar tersebut. Bahkan sesekali kendaraan kami harus berhenti menepi sejenak untuk memberikan jalan kepada kendaraan lain dari arah berlawanan. Kami mulai was-was saat hari semakin siang. Maklum saja, destinasi yang kami datangi ini hanya ada saat pagi hingga siang hari, yakni jam 6 hingga jam 12 saja. 

Pasar Papringan Ngadiprono


Begitu sampai di tempat parkir, kami kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. “Gila!” batin saya saat melihat banyaknya kendaraan yang terparkir. Ternyata, tidak hanya saya dan teman-teman saja yang antusias datang ke destinasi wisata ini. Banyak wisatawan lain yang juga tak kalah antusias. Bahkan melihat plat nomornya, banyak dari mereka yang berasal dari luar kota. Mulai dari Magelang, Jogja, Semarang, Solo, dan kota-kota lainnya. Setelah berjalan melewati gang perkampungan, sebuah keramaian di bawah rindangnya pepohonan hutan bambu pun mulai terlihat. Ya, kami telah sampai di destinasi kami, Pasar Papringan Ngadiprono, Temanggung.


Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah

Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Mengantri untuk menukar uang pring


Sebenarnya, sudah sejak 2016 lalu saya ingin datang ke pasar unik ini. Dulu awalnya Pasar Papringan masih berada di desa Caruban, Kandangan, Temanggung. Namun sempat ditutup dan kemudian dipindah ke Ngadiprono, Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kedu. Konon hutan bambu di sini lebih luas dan rimbun, sehingga lebih merepresentasikan Pasar Papringan itu sendiri. Nama papringan memang berasal dari kata pring yang berarti bambu, sementara papringan berarti bambu yang banyak (majemuk) yang juga bisa diartikan sebagai hutan bambu. Di pasar ini, kita bisa merasakan atmosfer pasar tradisional masa lampau yang dikemas dengan sangat apik.

Belanja Menggunakan Uang Pring


Di pintu masuk, kita akan menjumpai semacam money changer. Ini merupakan tempat di mana pengunjung bisa menukarkan uang yang digunakan untuk berbelanja di dalam pasar. Di sini kita memang hanya bisa melakukan kegiatan jual beli menggunakan uang pring saja, bukan rupiah. Uang ini berupa kepingan bambu yang memiliki nilai 2000 rupiah. Unik bukan? 

Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Tempat untuk menukar uang pring
 
Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Uang pring

Sebaiknya, siapkan berapa jumlah uang rupiah yang akan kamu tukarkan dan dibelajakan, karena nanti uang rupiah yang sudah kamu tukar jadi uang pring, tidak bisa lagi ditukar ke dalam rupiah. Jika uang pring yang kamu punya tidak habis di hari itu, kamu masih bisa menggunakannya di gelaran pasar berikutnya. Pasar Paringan ini sendiri hanya ada pada hari minggu pon dan minggu wage saja, sehingga dalam satu bulan bisa digelar sebanyak dua kali.

Ramah lingkungan


Keunikan Pasar Papringan tidak hanya pada mata uang transaksinya saja, kita juga bisa melihat kekompakan semua pedagang yang menggunakan pakaian seragam lurik. Kesan jadoel pun semakin terasa. Menariknya lagi pasar ini juga tidak menyediakan plastik sebagai bungkus belanjaan. Tujuannya tentu saja untuk menanamkan rasa cinta lingkungan kepada masyarakat dengan mengurangi penggunaannya. Jadi, jika kamu ada rencana berbelanja barang atau makanan untuk dibawa pulang, sebaiknya siapkan tas belanjaan atau tote bag sendiri dari rumah ya. Solusi lainnya, kamu bisa membeli keranjang yang terbuat dari anyaman bambu dengan harga 3 pring saja.

Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Suasana Pasar Papringan
Selama di Pasar Papringan, kamu tidak perlu takut becek, sumpek, pengap, bau, atau hal lain yang identik dengan pasar tradisional. Karena Pasar Papringan ini berada di hutan bambu yang terbuka, jadi sudah pasti memiliki udara yang segar, tidak pengap dan bau. Areanya pun cukup luas sehingga meski dikunjungi oleh ribuan orang tetap terasa lega. Nah, untuk lantainya mereka menyusun bebatuan dengan sangat rapi sehingga kamu tak perlu kawatir becek. Aktifitas di dalam pasar pun terasa menyenangkan dan nyaman.

Surga Jajanan Pasar


Yang paling banyak diburu oleh para pengunjung di pasar ini adalah jajanan pasar. Beragam jajanan lawas yang bahkan sekarang sudah sangat jarang terlihat, bisa kita temukan di pasar ini. Mulai dari cenil, gethuk, ongol-ongol, klepon, dan masih banyak lagi lainnya. Ada satu jajanan yang menyita perhatian kami, namanya adalah bajingan. Bukan sebuah umpatan, namun nama sebuah jajanan pasar yang terbuat dari singkong rebus dan disiram dengan gula kelapa. Jajanan ini biasa ditemukan di Jawa Tengah khususnya Karesidenan Kedu seperti Temanggung, Magelang, Purworejo, dan sekitarnya. 

Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Aneka Jajanan Pasar
 
Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Aneka Makanan Tradisonal
Jika kamu merasa lapar, dan jajanan pasar dirasa kurang mengenyangkan, kamu juga bisa membeli makanan berat yang tentu saja masih merupakan makanan tradisional, seperti nasi jagung, pecel, mangut, soto, gudeg, dan makanan berat lainnya. Sementara minuman tradisional juga tak kalah menggoda. Ada beras kencur, wedang ronde, es dawet, susu kedelai, dan masih banyak lagi. 

Pedagang Makanan Tradisional
 
Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Pedagang Minuman Tradisional

Ramah untuk wisata keluarga


Bisa dibilang Pasar Papringan ini merupakan destinasi wisata yang pas untuk keluarga. Tidak hanya orang dewasa yang bisa memanjakan lidah dengan kuliner tradisionalnya, atau para remaja yang bisa memenuhi feed instagram dengan foto-foto keren. Anak-anak juga pasti akan merasa bahagia melihat banyak mainan tradisonal. Bahkan terdapat area khusus yang digunakan sebagai tempat dolanan bocah. Mengunjungi Pasar Papringan ini bersama keluarga, dijamin semua happy

Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Pedagang Mainan Tradisional
 
Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Dolanan Bocah
 
Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Permainan di Pasar Papringan

Fasilitas lain


Bukan hanya urusan perut. Di pasar ini pengunjung juga biasa menemukan tukang pijit, potong rambut, kerajinan, dan lainnya. Bahkan toilet hingga ruang menyusui juga disediakan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung selama berada di Pasar Papringan ini. 

Trendsetter Pasar Digital


Jika menengok kembali sejarah terbentuknya Pasar Papringan, awalnya pasar yang berada di Kandangan saat itu dikonsep oleh Singgih S. Kartono, seorang pengrajin sepeda bambu yang sudah cukup dikenal namanya bahkan hingga mancanegara. Bersama masyarakat setempat, mereka bersinergi sehingga akhirnya Pasar Papringan dikenal oleh masyarakat luas dan selalu dibanjiri oleh para pengunjung. Bahkan saat pasar ini sempat ditutup sebelum pindah ke Ngadiprono, banyak masyarakat yang merasa kehilangan. 

Pasar Papringan Temanggung Jawa Tengah
Pedagang Pasar Papringan
Kepopuleran Pasar Papringan tidak lepas dari kekuatan media sosial. Banyak masyarakat yang mewartakan keberadaan pasar unik ini lewat blog, instagram, facebook, atau media sosial lainnya. Tidak hanya itu, kesadaran masyarakat setempat akan potensi wisata yang dimiliki juga sangat berperan. Hal tersebut bisa dilihat dari bagaimana masyarakat setempat menyambut wisatawan yang datang dengan sangat siap. Tentu hal tersebut sangatlah penting, karena untuk mengembangkan pariwisata, kita tidak hanya membutuhkan promosi saja, tetapi juga kesiapan dan kesadaran masyarakatnya. 

Pasar Papringan pun sukses menjadi trendsetter baru di dunia pariwisata Indonesia. Dari pasar inilah kemudian muncul dan tumbuh pasar-pasar baru lain yang terinspirasi olehnya. Sebut saja Pasar Karetan di Kendal, Pasar Kaki Langit di Bantul, Pasar Banyunibo, Pasar Semarangan, dan semakin banyak pasar dengan konsep serupa lainnya yang semakin menjamur di berbagai daerah. Hal ini juga tak lepas dari peran para muda-mudi penggiat media sosial yang tergabung dalam komunitas Generasi Pesona Indonesia atau yang biasa disebut dengan GenPi. 


Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh Aji Sukma (@aji5ukma) pada

Keberadaan pasar digital semacam ini diharapkan mampu menghidupkan geliat wisata daerah dan meningkatkan perekonomian setempat, sehingga mampu mensejahterakan masyarakatnya. Selain itu juga dapat menjadikannya sebuah etalase kekayaan budaya, kuliner, umkm, dan kearifan lokal yang dimiliki sehingga semakin dikenal secara lebih luas. Jadi, kapan berwisata ke Pasar Papringan?


Pasar Papringan 
Ngadriprono, Ngadimulyo,
Kedu, Temanggung,
Jawa Tengah. 
Buka : 
- Minggu Wage
- Minggu Pon
Jam :
06.00-12.00 WIB


Baca Juga :

13 comments:

  1. Kok konsepnya keren ya pasar Papringan ini :D

    Jadi pengen ke sana ah, kalau main ke Temanggung :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru bets lho... Banyak jajanan pasar, ampe bingung mau yg mana. Wkwkwk

      Delete
  2. Mas, bajingannya satu dong.
    Udah lama aku dengar beberapa konsep pasar tradisional gini, kayak pasar karetan di semarang, beberapa temen disana sering post kegiatan dipsar karetan. Seru ya mas, apalagi ini ditengah2 hutan bambu, uang pringnya juga unik banget.

    Di jakarta atau jawa barat udah ada belum sih ya, blm denger aku.
    salam kenal yaa mas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahah agak gmn gt ya ada yg blg penganan bajingan. 😂

      Delete
  3. Di Purworejo juga ada sekarang mas, namanya Pasar Inis. Kalau Pasar Papringan lokasinya di "alas" papringan, Pasar Inis di Purworejo ada di tengah sawah.

    ReplyDelete
  4. saiki aku ra tau di ajak famtrip ki..
    okeh fix..
    wkwkw

    ReplyDelete
  5. Sakjane, eh# sebenarnya aku juga cukup lama pengin ke Papringan tapi hari pelaksanaaanya di hari Minggu yang berbenturan dengan hari kerjaku.

    Kalau musim hujan begini, pasar Papringan kira-kira tetap buka ngga ya 🤔 ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harusnya sih tetep buka ya, tp nda tau jg. wkwkwk
      Buruan ke sana om, sebelum negara api menyerang :D

      Delete
  6. ini unik banget ya..kaya dibawa time trivelling gitu..pengen kukesana apa daya jauhnya..haha

    ReplyDelete
  7. Tulisan yg bagus dan tempat2 yg tdk mainstream. 5 jempol

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung & berkenan meninggalkan komentar :)