Gerimis tipis menemani perjalanan kami dari vila di Bandungan menuju Candi Gedong Songo siang itu. Jalanan yang basah dan macet oleh anak sekolah membuat Mas Joko mengendarai dengan penuh hati-hati. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di Candi Gedong Songo ini, hanya sekitar 10 menit dari obyek wisata Bandungan. Sesampainya di area parkir, gerimis tipis masih menyambut langkah kaki kami menuju loket. Beberapa ibu-ibu ojek payung segera bergegas mendekati kami untuk menawarkan jasa sewa payungnya sesaat setelah melihat kedatangan kami.
|
Candi Tiga Gedong Songo |
Kami sempat diam di depan loket karena ragu untuk masuk mengingat siang itu gerimis masih turun. Ahirnya memutuskan masuk saat gerimis sedikit reda. Untuk masuk ke Candi Gedong Songo ini, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp6000.- saat weekday dan Rp7500,- saat weekend. Sedangkan untuk wisatawan asing sebesar Rp50.000,-
|
Candi Satu Gedong Songo |
Candi Gedong Songo ini berada di lereng Gunung Ungaran, tepatnya Dusun Darum, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Memiliki keinggian sekitar 1.200 Mdpl, membuat suhu udara di Candi Gedong Songo cukup dingin. Ditambah lagi saat itu sedang turun gerimis tipis yang menambah dinginnya suhu udara semakin terasa, dan kabutpun tidak dapat dihindari. Meski begitu, kami tetap bersemangat untuk menjelajahinya. Candi Gedong Songo berasal dari 2 kata yakni Gedong yang berarti rumah atau bangunan, dan Songo yang berarti sembilan. Jadi, Candi Gedong Songo berarti bangunan rumah yang berjumlah sembilan. Benar saja, candi ini terbagi hingga 9 bangunan candi, dan dari satu candi ke candi lainnya terpisah oleh jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi tenang saja, jika anda tidak berkenan untuk berjalan kaki, di Candi Gedong Songo juga banyak disewakan kuda beserta jokinya untuk mengantarkan anda keliling kompleks Candi. Untuk harga sewanya, tergantung jarak yang akan anda jelajahi. Cukup sampai candi pertama saja, atau sampai candi sembilan.
|
Candi Satu Gedong Songo |
|
Sekitar candi satu |
Candi Gedong Songo ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (tahun 927 masehi). Melihat Candi Gedong Songo ini, mengingatkan kita pada Candi Dieng di Wonosobo. Kami sampai di candi pertama dan kemudian melanjutkan perjalanan ke candi 2 yang jaraknya cukup lumayan jauh. Mba Dani memilih tidak ikut dan menunggu kami di candi satu. Trek jalan berbatu dan tanah tampak basah dan licin oleh air hujan.
|
Jalan menuju candi dua |
|
Candi dua Gedong Songo |
Candi dua bentuknya lebih utuh dibandingkan candi satu yang terlihat sudah rusak bagian atasnya. Disebelahnya terdapat batu besar dan dari candi dua ini ke candi tiga jaraknya tidak terlalu jauh. Di candi tiga, terdapat 3 bangunan candi.
|
Candi tiga Gedong Songo |
|
Candi tiga Gedong Songo |
Dari depan candi tiga, kita dapat melihat sumber uap panas dan belerang dari kejauhan. Sayangnya, perjalanan kami hanya sampai di situ saja dan memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan ke candi empat dan seterusnya mengingat hari sudah mulai sore, beberapa teman sudah kelelahan, dan belum lagi Mba Dani menunggu kami di candi satu. Saya dan Mba Ayun sedikit menyayangkannya, namun mungkin ini agar kami punya alasan untuk kembali ke Candi Gedong Songo kemudian hari. Tidak sampai ke candi sembilan bukan berarti perjalanan kami tidak menyenangkan. Buktinya kami tetap merasa senang, dan ada saja tingkal polah konyol kami selama diperjalanan.
|
Sumber uap panas/belerang |
|
Mas Bayu, saya, Mas Bani, Mas Jo |
Mengunjungi Candi Gedong Songo ini, ada baiknya saat cuaca cerah. Selain tidak licin jalannya, pemandangan lebih berwarna, hasil di foto pun lebih menarik. Jika memungkinkan, jelajahi candi hingga candi ke sembilan. Berkuda adalah pilihan yang tepat agar mendapat sensasi berbeda selain agar tidak lelah berjalan kaki.
Di pintu keluar, banyak warung yang menjajakan makanan yang cocok disantap di suhu dingin seperti Candi Gedong Songo ini. Wedang ronde, cilok, baso, sate kelinci, dll. Setelah sempat beristirahat sebentar, kami memutuskan untuk pulang. Mas Joko mengarahkan mobil kami ke Solo. Saya, Mas Jo, dan Mba Dani turun di Jl Solo-Semarang untuk melanjutkan perjalanan dengan bis menuju Semarang. Sampai di Semarang saya ditemani Mas Jo mengelilingi kota Semarang malam hari, sambil menunggu kereta saya yang dijadwalkan berangkat dini hari.
Pernah kesini muterin semua candi, rasanya gempor deh kaki. Candi gedong songo emang bener2 kerennn!
ReplyDeleteSekalian ngopi ke umbul sidomukti nggak mas?
Salam kenal :)
Semua candi? Wah hebat... hahaha
DeleteSempet mampir mas, tp gak ngopi, uda kesorean. hehe
Salam kenal jg ya, terimakasih sdh mampir :)