|
Pemain Sendratari Ramayana |
Jika anda sedang berkunjung ke Kota Solo, dan berniat mencari wisata pantai, air terjun, gunung, atau wisata alam lainnya, saya pastikan anda tidak akan pernah menemukannya. Paling mungkin adalah menemukan wisata tersebut di kota tetangga seperti Kota Karanganyar, Wonogiri, Boyolali, atau kota lainnya. Namun, jika anda mencari kekayaan budaya & sejarah, Kota Solo sangat tepat untuk anda kunjungi. Sebutan sebagai "Kota Budaya" yang melekat pada Kota Solo bukan tanpa alasan. Faktanya, kota ini memang benar memiliki warisan budaya Jawa yang kental dan masih terjaga hingga sekarang. Hal tersebut didukung dengan pemerintah setempat serta dinas pariwisata yang gencar dan sering mempromosikan Kota Solo dengan beragam
event budaya baik bertaraf lokal, nasional, bahkan internasional.
Semalam, saya berkesempatan untuk dapat hadir dan menyaksikan salah satu seni budaya Jawa yang merupakan agenda Kota Solo yang rutin digelar setiap bulan purnama di
open stage Taman Balekambang, yakni Sendratari Ramayana. Pada bulan November ini, bulan purnama jatuh pada tanggal 27, dan pertunjukan kali ini mengangkat tema cerita "Brubuh Alengka" yang menceritakan hancurnya Kerajaan Alengka dan bersatunya kembali Rama & Sinta. Pertunjukan tersebut dimainkan dengan apik oleh siswa-siswi dari SMK 8 Surakarta.
|
Open stage Taman Balekambang saat bulan purnama |
|
Tari Gandang membuka pertunjukan |
Saya datang bersama Mas Joko dan Mas Risang tepat pukul 19.30 WIB dan segera menghampiri Mas Bayu yang sudah duduk manis di sisi utara panggung. Saat saya datang, arena pertunjukan memang sudah terlihat penuh oleh penonton dan hanya tersisa tempat di sisi utara saja. Saya juga tidak menyangka sebelumnya jika antusias warga untuk melihat pertunjukan sendratari ini masih cukup besar. Apalagi pertunjukan sendratari ini tidak dipungut biaya alias gratis. Mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang tua terlihat memadati area
open stage Taman Balekambang.
|
Penonton yang memenuhi arena pertunjukan |
|
MC membuka acara |
Malam itu, pertunjukan dibuka dengan Tari Gandang dari Minang. Setelah itu MC membuka acara, dan kembali mempertunjukan Tari Minang lainnya, yakni Tari Rantak yang masih dimainkan oleh penari yang sama.
|
Tari Rantak |
|
Tari Rantak |
MC menutup pertunjukan malam itu bersama semua pemain yang maju dan berdiri berjejer di depan para penonton dan diikuti dengan tepuk tangan yang meriah. Selesai pertunjukan, penonton berlomba mendekati para pemain untuk meminta foto bersama. Sebagai penonton awam, saya cukup menikmati pertunjukan meski masih meraba-raba arti dari setiap gerakan dan adegan yang ditunjukan. Berbeda dengan Mas Bayu yang memang penggemar sekaligus penikmat seni budaya Jawa yang sudah hafal setiap cerita dan tokohnya. Seperti tulisan saya ini juga sempat ia koreksi karena salah menyebutkan nama tokoh dalam gambar yang segera saya update. Mungkin ada baiknya jika setiap pertunjukan ada semacam
press release dan memberikan selebaran cerita singkat beserta nama tokoh yang terlibat kepada penonton agar lebih dapat memahami cerita yang ditunjukan, mengingat penonton tidak semua paham dengan cerita pewayangan, apalagi penonton yang berasal dari daerah lain, atau bahkan orang asing.
|
Pertunjukan selesai |
|
Para penonton berfoto bersama para pemain |
|
Rama & Sinta sebagai tokoh utama |
Pertunjukan apik malam itu membuat saya ketagihan untuk melihat kembali pertunjukan sendratari berikutnya. Nah, jika anda juga tertarik untuk melihat pertunjukan sendratari ini, anda bisa datang ke Taman Balekambang saat bulan purnama, dan untuk bulan Desember nanti akan jatuh pada tanggal 25. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, pertunjukan ini gratis. Anda hanya perlu datang lebih awal agar mendapat tempat duduk yang anda rasa strategis dan nyaman. Sampai jumpa di sana ya! :)
*Postingan saya yang berjudul "Menyaksikan Sendratari Ramayana Saat Bulan Purnama di Taman Balekambang Surakarta" ini saya ikut sertakan dalam LOMBA BLOG VISIT JAWA TENGAH 2015 PERIODE 6. Doakan saya agar menang ya! Hahaha
Semoga menang, ya, Mas. Nilai budaya lokal sudah masuk. Dan malam purnama itu yan membuat suasana berwisata malam yang unik. Hidup Solo! Hidup Jawa Tengah!
ReplyDeleteAmin. Terimakasih Mba Kayla. Terimakasih sudah mampir. Hidup Pariwisata & Budaya Indonesia! :)
Deletecoba ya kalau cerita ini berlanjut bagaimana kelanjutan kisah Rama dan Sinta setelah bersatu kembali, konon katanya ceritanya berakhir menjadi sad ending :(
ReplyDeleteJangan dulu percaya dengan kata konon kak! Sampai sekarang saja belum diketahui siapa sebenarny si konon :(
Deleteposisi duduk buat nnton cuma cepet2an dateng aja kan ji?
ReplyDeleteIyap mas, yg jd favorite penonton bag depan trs sisi selatan. Pasti lebih penuh lebih dl
Deletewah seru ni,, bisa dicoba,,
ReplyDeleteYap! Jgn lupa datang lebi awal ya, biar dpt tempat strategis. hehe
DeleteAku pun ikutan lomba blog jateng yang tema ini, tapi sayang..gagal hehehe..semangat..semangat!!!
ReplyDeleteAhahaha yang penting sudah berpartisipasi untuk promosi pariwisata Jateng mas. Semangat! :)
Delete