Gunung Kelud, Jawa Timur “Kamu tak akan pernah bisa membahagiakan semua orang, dan jika kamu memaksakan diri, kamu hanya akan menda...

Traveling, Cara Saya Mencintai Diri Sendiri


Gunung Kelud, Jawa Timur
Gunung Kelud, Jawa Timur

“Kamu tak akan pernah bisa membahagiakan semua orang, dan jika kamu memaksakan diri, kamu hanya akan mendapati dirimu yang tak bahagia”

Sebuah kutipan anonim yang pernah saya baca dan saya ingat hingga saat ini. Kutipan yang selalu berhasil membuat saya merenung. Sadar atau tidak, seringkali kita berusaha untuk membahagiakan semua orang, terutama pada orang-orang yang kita cintai. Orangtua, saudara, teman, rekan kerja, dan bahkan mungkin orang yang tak kita kenal sekalipun. 

Tidak ada yang salah. Hanya saja kesibukan kita berusaha membahagiakan semua orang ini, terkadang membuat kita tak cukup waktu untuk memikirkan kebahagiaan diri sendiri. Padahal, jika kita sendiri tak merasa bahagia, apapun yang kita kerjakan pastilah terasa hampa. Sebaliknya, saat kita merasa bahagia, apapun yang kita kerjakan akan terasa ringan tanpa beban. 

Percaya atau tidak, kebahagiaan seseorang bisa menciptakan aura positif yang menular kepada orang di sekitar. Misalnya, kamu baru saja mimpi indah, lalu saat pergi ke kantor suasana hatimu sangat riang, bibirmu senyum sumringah, dan menyapa setiap orang yang kamu temui dengan ramah. Saya yakin mereka pun pasti juga akan membalas senyuman dan sapaanmu dengan hati yang senang. Maka, untuk membahagiakan banyak orang, cobalah untuk mulai mencintai dan membahagiakan diri sendiri.

Traveling Adalah Bentuk Cinta pada Diri Sendiri


Setiap orang pastilah memiliki cara berbeda dalam membahagiakan dirinya. Biasanya orang akan melakukan berbagai kegiatan di luar rutinitas sehari-hari sehingga memberikan efek yang menyenangkan. Seperti misalnya mengerjakan hobi. Membaca buku, menonton film, memasak, bernyanyi, dan berbagi hal lainnya. Saya sendiri lebih senang melakukan perjalanan atau traveling di sela kesibukan saya sehari-hari. Bagi saya, traveling adalah salah satu bentuk cinta pada diri sendiri.

Sejak beberapa tahun terakhir saya rutin melakukan hobi jalan-jalan ini. Dimulai saat saya masih kerja kantoran dan merasa penat dengan segala rutinitas pekerjaan sehari-hari. Rasa penat yang menumpuk membuat saya bekerja tidak maksimal karena mood yang buruk. Akibatnya, bekerja pun jadi setengah hati dan sering mengeluh. 

Dengan melakukan kegiatan yang saya senangi ini, hormon serotonin saya meningkat. Sehingga sepulangnya traveling, pikiran saya menjadi lebih fresh, tingkat stres menurun, penat perlahan hilang, dan mood pun kembali membaik.

Dampaknya tentu bukan saya saja yang bisa merasakan. Dengan mood yang baik, saya bisa kembali bekerja lebih baik. Pun dengan suasana kantor yang menjadi kondusif karena lingkungan juga menjadi lebih menyenangkan saat kita semangat dalam bekerja. 

Traveling bagi saya bukan sekadar mengunjungi tempat wisata yang indah, mendokumentasikannya, kemudian pulang. Dengan traveling saya bisa mendapatkan banyak hal baru yang bisa saya bawa pulang. Teman baru, cerita baru, dan tentu saja pengalaman baru. Apapun dan siapapun yang saya temui selama perjalanan selalu memiliki cerita dan inspiasi yang berbeda. 

Monumen Simpang Lima Gumul Kediri
Monumen Simpang Lima Gumul Kediri

Perjalanan Itu Fleksibel



“Berhentilah menandai peta, biarkan hatimu yang memandu”

Sebuah kutipan dari Ariy, seorang penulis perjalanan favorit  saya di bukunya nomadic heart. Kutipan ini selalu saya ingat setiap kali melakukan sebuah perjalanan. Saya mengartikan filosofi kutipan tersebut bahwa kemana pun saya pergi, peta tak selalu menjadi patokan arah dan tujuan. Terkadang hati justru lebih peka menuntun kemana kaki harus melangkah. 

Bukan hanya perkara peta saja, melainkan juga itinerari. Saya bukan tipe pejalan yang saklek harus sesuai dengan daftar itinerari yang sebelumnya saya buat sendiri. Bagi saya, perjalanan itu fleksibel, tak kaku, dan bisa dinikmati.

Di satu perjalanan, saya bisa menyelesaikan dengan sempurna semua destinasi sesuai itinerari. Tapi di lain perjalanan, itinerari bisa jadi tak terpakai sama sekali. Lagi-lagi karena saya tipe pejalan yang fleksibel, seringkali saya mengubah rencana sesuai kondisi yang sangat jauh dengan itinerari yang sebelumnya saya buat. 

Seperti saat beberapa waktu lalu saya mengunjungi Kota Kediri. Saya dan teman saya menyusun terlebih dahulu itinerari sebelum berangkat. Destinasi apa saja yang akan kami kunjungi selama 3 hari, termasuk dengan transportasi dan akomodasi. Meski sudah ada itinerari, kami sepakat jika semua tak harus sesuai daftar. 

Benar saja, meski beberapa daftar sukses kami centang, tapi tak sedikit pula yang pada akhirnya kami coret dari daftar. Misalnya ada sebuah kebun bunga yang sebelumnya ada di dalam daftar, tapi sesampainya di sana batal kami kunjungi karena bukan lagi musim berkembang. 

Bukan hanya itu saja, beberapa rencana lainnya juga kami batalkan sebab cuaca di Kediri saat itu sedang terik sehingga kami terlalu malas untuk keluar. Akhirnya waktu lebih banyak kami habiskan untuk tiduran di hotel saja.

OYO Menunjang Kebutuhan Akomodasi 


Untungnya, selama di Kediri kami memilih penginapan yang meski harganya relatif murah tapi fasilitasnya sangat lebih dari cukup. Sehingga liburan saya tetap menyenangkan meski lebih banyak dihabiskan tiduran sambil bercengkrama di dalam kamar. 

Kami menginap di Hotel Syariah Welirang, yang hanya berjarak sekitar 2,5 km dari stasiun. Kami memesannya lewat OYO Hotels. Hotel ini berada di kawasan perumahan yang tenang dan tak begitu ramai, sehingga terasa "homy" seperti di rumah sendiri.

Harganya sangat ramah di kantong, yakni cukup 125 ribu saja per kamarnya. Oiya kalau kamu pengguna baru OYO, kamu juga bisa memasukkan kode referal OYO aku yakni AJIBL3AO saat mendaftar. Kamu akan mendapat kredit sebesar IDR 66k. Lumayan bukan?

Harga Kamar OYO Super Hemat
Harga Kamar OYO Super Hemat
Hotel Welirang Kediri (sumber : oyo)
Kamarnya cukup luas, dengan twin bed yang nyaman dan kamar mandi yang luas. Fasilitas lain seperti almari, meja, televisi juga disediakan di sini. Menariknya lagi, harga kamar sudah termasuk sarapan pagi. Tentu saja hal semacam ini membuat saya semakin cinta dengan OYO. Dengan harga yang super murah, saya mendapatkan fasilitas hotel setara dengan bintang tiga. 

Hotel Syariah Welirang Kediri
Hotel Syariah Welirang Kediri (sumber : oyo)

OYO sangat menunjang kebutuhan akomodasi saya setiap traveling ke luar kota. Apalagi hotel ini hampir ada di semua kota termasuk kota kecil sekalipun. Rencananya, setelah Kota Kediri di Jawa Timur selanjutnya saya akan mengunjungi Kota Cirebon di Jawa Barat saat musim liburan nanti. Meski belum jelas kapan berangkat, tapi saya sudah sempat iseng cari-cari hotel di Cirebon. Seperti di kota lainnya, saya pun bisa menemukan banyak pilihan hotel OYO di kota ini. Berkat OYO, kegiatan traveling saya pun terasa lebih mudah, berkesan, dan menyenangkan. 

Jika traveling adalah bentuk cinta saya pada diri sendiri, maka menginap di hotel OYO adalah  bentuk cinta saya pada traveling. 

Tabik. 


Social Media OYO Indonesia
Social Media OYO Indonesia

7 comments:

  1. Beberapa kali menginap di Oyo, yang pertama biasa aja tempatnya, yang ekdua tempatnya menyenangkan. Sebenarnya tinggal pilihan kita sih. Jika memang berlibur dan menginap sekadar menginap saja tanpa ada kegiatan lama di penginapan, Oyo salah satu yang kurekomendasikan.

    ReplyDelete
  2. duh udah lama banget gak treavelling, udah penat pengen refreshing juga :D

    ReplyDelete
  3. Pengalaman pertama kurang mengenakkan nginep di Oyo..agak horor2 gitu kamarnya

    ReplyDelete
  4. Pernah sekali menginap di OYO. Amenitasnya lumayan. Dapet air botolan, toiletries, dan boleh refill air di dispenser. :D

    ReplyDelete
  5. Aku setuju sekali dengan yang kamu tulis mas. Termasuk perjalanan itu fleksibel :D
    aku juga udah ppernah nginep di Oyo mas. Kamar yang disediakan cukup bagus dan pelayanannya cukup bagus :D

    ReplyDelete
  6. Pengen segera jalan-jalan lagi, semoga covid segera berlalu..aamiin..
    Memudahkan juga sih dengan adanya Oyo ini, kamarnya juga cukup lah buat istirahat, dan harganya juga gak begitu mahal..

    ReplyDelete
  7. Setuju Mas tentang kebahagiaan itu.
    Kadang saat kita bahagia, orang-orang sekitar kita juga bisa ikutan bahagia loh, karena kebahagiaan itu bisa menular.

    Jadi jangan fokus membahagiakan orang lain, bahagiakan juga diri sendiri.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung & berkenan meninggalkan komentar :)