Selain kota pelajar, Jogjakarta juga
memiliki sebutan lain sebagai kota gudeg. Ini karena kuliner yang
memiliki cita rasa manis tersebut merupakan makanan khas yang sudah
menjadi bagian dari identitas Jogjakarta. Padahal jika mau menelisik
lebih dalam, kuliner Jogja tidak hanya gudeg saja. Banyak khasanah
kuliner yang wajib dicicipi di kota ini. Bahkan kini tidak hanya kuliner
khas setempat, tetapi juga kuliner dari berbagai daerah dan negara yang
telah diadopsi.
Sebagai
kota pelajar, Jogjakarta memang dipenuhi pendatang dari berbagai suku
dan etnis, sehingga jangan heran jika kuliner dari daerah lain pun ikut
diboyong ke kota ini. Hampir semua makanan dari sabang sampai merauke,
bahkan makanan Asia hingga Eropa semuanya ada. Saya pernah diajak teman
untuk makan papeda dan ikan kuah kuning di sebuah warung sederhana di
daerah Jetis, Jogja. Saya sangat antusias, mengingat seumur-umur saya
belum pernah menyantap makanan khas Indonesia timur ini. Dengan adanya
warung yang menyajikan papeda di Jogja, saya tak perlu jauh-jauh terbang
ke Indonesia timur untuk sekedar mencicipinya. Pun dengan makanan dari
daerah lain yang kini sudah ada di Jogja.
Keberagaman
kuliner di Jogja ini juga bisa kita temukan di Jogja Halal Food Expo
2019, semacam pameran kuliner halal yang diselenggarakan di JEC oleh Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta dan PLUT-KUMKM DI Yogyakarta dari
tanggal 20-24 Februari 2019. Acara ini juga sekaligus menjadi ajang
untuk memanjakan lidah dengan beragam makanan menggoda yang disajikan.
Saya sendiri tidak cukup sekali datang ke acara ini. Sebelumnya, di hari
pertama saya bahkan betah 10 jam untuk mencicipi makanan dari satu stan
ke stan lainnya. Tulisan saya tentang hari pertama Jogja Halal Food
Expo 2019 di hari pertama bisa kamu baca di sini.
Kembali Menikmati Arlecchino Gelato, Es Krim Khas Italia.
Jogja Halal Food Expo 2019 |
Di
hari ketiga, saya kembali datang ke JEC. Alasannya, selain ingin
mencicipi beberapa makanan yang belum sempat saya coba di hari pertama
karena sudah keburu kenyang, saya juga ingin kembali menikmati kuliner
yang sebelumnya saya suka, salah satunya adalah Arlecchino Gelato.
Gelato sendiri merupakan es krim khas yang berasal dari Italia yang
berarti "beku". Arlecchino menurut saya salah satu gelato terbaik di
Jogja. Selain memiliki banyak varian rasa yang identik dan bukan sekadar
rasa-rasa, kadar manisnya juga tidak berlebihan sehingga menghabiskan
beberapa sekop pun tak membuat eneg. Menikmati beberapa sekop gelato
membuat saya merasa sedang berada di Italia. Ya meski baru bisa
menikmatinya sebatas rasa di lidah saja.
Nostalgia Tentang Kota Malang Lewat Sempol
Jogja Halal Food Expo 2019 |
Saat
saya jalan-jalan ke Malang beberapa tahun yang lalu, saya diajak teman
untuk mencicipi sempol; olahan daging ayam dengan tepung yang ditusuk
menggunakan batang bambu kemudian digoreng dengan telur. Rasanya sangat
gurih dan nikmat, apalagi ditambah dengan guyuran saus. Sebuah kabar
gembira ketika kini saya bisa menemukan penganan khas Malang tersebut
ada di Jogja. Artinya, untuk bernostalgia dengan menikmatinya saya tak
lagi perlu jauh-jauh pergi ke Malang bukan?
Melepas Kangen Banyuwangi dengan Tahu Walik
Jogja Halal Food Expo 2019 |
Selain
sempol, saya juga menemukan tahu walik. Penganan khas Banyuwangi yang
saya cicipi saat mengunjungi kota asalnya beberapa waktu yang lalu. Tahu
walik terbuat dari tahu kulit yang dipotong dan diwalik/dibalik
kemudian diisi dengan adonan tepung dan daging ayam dan digoreng.
Rasanya gurih dengan tekstur kenyal di dalam dan krispi di luar. Meski
di sini tahu walik dimakan bukan dengan saus petis seperti tahu walik
dari daerah asalnya, tetapi sudah cukup melepas kerinduan saya dengan
Banyuwangi.
Mengenal Manado Lewat Tinutuan
Jogja Halal Food Expo 2019 |
Tinutuan
atau Bubur Manado adalah makanan khas dari kota di ujung utara
Sulawesi. Berbeda dengan bubur yang biasa kita kenal terbuat dari beras
saja, tinutuan merupakan campuran dari berbagai sayuran seperti labu
kuning, beras, singkong, bayam, kangkung, daun gedi, jagung, dan
kemangi. Bubur ini biasanya disajikan dengan sambal dan ikan asin. Di
acara ini, saya bisa menjumpainya dengan harga yang sangat terjangkau
yakni Rp10.000,- saja. Harga yang sangat murah meriah apalagi bagi saya
yang belum pernah datang langsung ke Manado. Menyantap tinutuan bisa
menjadi salah satu cara untuk mengenal kota Manado sekalipun belum
pernah datang ke tempatnya.
Takoyaki Bikin Makin Akrab dengan Jepang
Jogja Halal Food Expo 2019 |
Takoyaki
merupakan salah satu makanan yang diadopsi dari Jepang dan semakin
akrab dengan masyarakat kita. Bahkan penganan ini sangat mudah kita
temukan sebagai salah satu jajanan pinggir jalan. Takoyaki berbentuk
bola-bola kecil dengan diameter 3-5 cm yang dibuat dari adonan tepung
terigu dan diisi dengan potongan gurita di dalamnya. Tetapi di negara
kita, takoyaki banyak dimodifikasi. Barangkali selain agar rasanya lebih
mudah diterima juga agar biaya produksinya tak terlalu tinggi.
Selain
makanan yang sudah saya sebutkan di atas, masih banyak lagi makanan
lain yang ada di Jogja Halal Fodd Expo 2019, di mana tak hanya kuliner
asli Jogja saja tetapi juga beragam kuliner dari berbagai daerah. Dengan
keberagaman khasanah kuliner Jogja yang kaya, bukankah tak berlebihan
jika Jogjakarta memiliki sebutan baru sebagai surganya Kuliner?
Jogja Halal Food Expo 2019
Tempat : JEC (Jogja Expo Center)
Waktu : 20-24 Februari 2019, jam 08.00 WIB - selesai
Aku sebel kemaren cuma nyobain sempol sama bebek madura aja. Belum nyobain gelatonya, takoyaki, frozen kebab, cumi bakar, apakah sebaiknya ku ke sana lagi besok?
ReplyDeleteHahahah cusss mba, aku aja masih pengin balik lagi. ngiahahaha
DeleteBener banget, apalagi Mi Ayam. Haduh kayaknya di setiap penjuru ada yang jual Mi Ayam. Cocok juga kalo dibilang Jogja Kota Mi Ayam. :D
ReplyDeleteHayah... anak buahe mas anno dkk :D
Deletebaru tahu Bubur mendo nananya Tinutuan. hehehe selam ini tahunya ya cuman bubur menado, rasanya kurang cocok dilidahku.
ReplyDeleteDatang ke Halal Expo sekalian pakai bedak wardah Mas, jadi halal kuadrat :3
ReplyDelete