Saya masih asik mengamati suasana
di luar jendela bus siang itu. Rumah-rumah yang berderet di perkampungan tepi
jalan raya menarik perhatian. Bentuk dan modelnya hampir serupa. Berdinding
tembok bagian bawah sementara di atasnya merupakan susunan papan kayu yang tertata
dengan rapi. Beberapa sudah terlihat usang dimakan usia, sementara sesekali bangunan
tembok modern tampak menonjol di antaranya.
Bus masih melaju menuju Toboali.
Sekitar satu jam perjalanan, tiba-tiba bus berbelok ke kanan, keluar dari jalur
beraspal dan berganti dengan jalan berkontur tanah padat. Spontan saya kembali
mengamati suasana sekitarnya. Galian-galian bekas tambang terlihat tak terurus,
sementara rumput dan tanaman liar tumbuh subur mengitarinya. Tak berselang
lama, bus berhenti, dan Mba Yana bersuara, “Yuk
kita turun. Kita sampai di Danau Air Biru”.
Kami turun dari bus satu per
satu. Gundukan-gundukan tanah berwarna putih terlihat mengelilingi sebuah danau
berwarna biru. Tak sabar, saya segera melangkah menaiki satu sisi gundukan
untuk mengamatinya lebih dekat. Mata berbinar, seakan melihat secuil surga.
Iya, saya jatuh cinta pada pandangan pertama. “Ini kah yang mereka sebut bekas galian? Seindah ini?” gumam saya saking takjupnya.
Danau Kaolin Air Bara Bangka |
“Yang mereka sebut dengan “bekas”
galian dan telah dicampakkan, bahkan masih bisa menunjukkan keindahan”
Danau Kaolin Air Bara Bangka |
Danau ini memiliki beberapa
sebutan, seperti air biru yang tadi disebutkan oleh Mba Yana. Beberapa orang lainnya
lebih suka menamainya Danau Kaolin Air Bara karena terletak di Desa Air Bara.
Sementara warga setempat menyebutnya dengan Camoi Aek Biru. Apapun sebutannya,
keindahannya tetaplah sama. Air Bara sendiri terletak di perbatasan antara
Bangka Tengah dan Bangka Selatan. Menuju danau ini tidaklah terlalu sulit,
meski belum banyak plang penunjuk jalan.
Danau Kaolin Air Bara Bangka |
Danau Kaolin Air Bara Bangka |
Tak diketahui secara pasti kapan
danau warna ini terbentuk. Kaolin sendiri merupakan air mineral yang digunakan
dalam pembuatan keramik, kosmetik, dll. Bekas galian tambang yang
bertahun-tahun ditinggalkan inilah yang pada akhirnya membentuk warna tertentu,
yang jika dilihat begitu indah. Bahkan banyak orang yang ketika berada di danau
ini merasa seperti berada di Islandia. Beda cuaca tentunya.
Danau Kaolin Air Bara Bangka |
Kami sibuk dengan kamera.
Berpindah dari satu sudut ke sudut lain untuk menemukan angle foto yang terbaik.
Saya yang masih kagum dengan paduan warna biru dari air danau dan putihnya gundukan tanah
tiba-tiba kembali dikejutkan dengan suara Mba Yana. Katanya, di sisi lain kita dapat menemukan danau dengan warna air yang berbeda, hijau. Saya pun segera bergeser untuk
menemukannya.
Danau Kaolin Air Bara Bangka |
Danau Kaolin Air Bara Bangka |
Kami sempat melihat beberapa pengunjung nekat menceburkan diri ke dalam danau. Tampak asik dan menyenangkan.
Meloncat ke danau kaolin Air Bara Bangka |
Hari semakin sore, matahari
semakin tenggelam di ufuk barat, dan warna jingga khas senja mulai nampak
menggoda. Rasanya saya tak dapat
berkata. Keindahan senja di air bara hanya mampu saya abadikan dalam bidik
lensa seadanya. Selebihnya, cukup saya lihat dan saya rekam lewat mata.
Percayalah, tempat ini salah satu tempat terbaik yang ada di Bangka.
Setidaknya, itu versi saya.
Senja di Danau Kaolin Air Bara Bangka |
Senja di Danau Kaolin Air Bara Bangka |
Ada beberapa hal yang mungkin
perlu kamu perhatikan jika mengunjungi danau dua warna air bara :
- Pertama, belum banyak terpasang pengaman di sekeliling danau, sementara kontur tanah tidak rata, dan beberapa sudut bahkan tampak labil dan beresiko longsor. Hanya terpasang pagar seadanya, sehingga pengunjung tetap perlu waspada.
- Kedua, meski warna air nya begitu menarik, namun sebaiknya tidak berenang ke dalamnya. Barangkali, masih ada proses kimia yang dapat mengganggu kesehatan kulit.
- Waktu yang tepat mengunjungi danau ini adalah sekitar jam 9-11 pagi, 3-5 sore, atau saat matahari terbenam sekalipun. Saat hendak kembali ke Jakarta kami sempat mampir ke danau ini pagi hari, namun warna nya tak begitu keluar, sehingga terlalu pagi tidak disarankan, sementara jika siang, terlalu terik.
- Jangan hiasi keindahan danau ini dengan sampah, jadi selalu buang pada tempatnya ya!
Petang menjelang, kami kembali
melanjutkan perjalanan menuju Toboali.
Baca juga :
Kui motret e pake hp baru ato pake A7 buahahahhahah.
ReplyDeleteHokya....
A7 dong yaaaa... jangan kek orang susah deh... wkwkwk
Deleteiki kece bgt tempatnya brettt....mirip2 daerah kasmir, yg bwt shoting film india
ReplyDeleteHahahasyeeem... ikut2an manggil bret -_-
DeleteIndah banget danaunya.
ReplyDeletePadahal aslinya bekas galian tambang.
Hahaha iya, berasa lg gak di Indo yak :D
DeleteIya betul... Kece parah, serius. Padahal tempat yang uda dicampakkan yah :(
ReplyDeleteOh ini didaerah bangkanya ya ?
ReplyDeletekalo kemarin aku ke danau kaolin yang di Belitungnya tapi ga boleh masuk sampe ke kawasan dalam danaunya gitu. semua dipagar
Itu ko pada berani berenang ya ? haha
Wkwkwkwk tau tuh ada yg nekat. bisa jadi balik dari sini langsung gatal2. hahaha ga tau kan itu air terkontaminasi apa aja. :D
Deletekece banget tempatnya, kalau uda di foto kayak lukisan aja tempatnya keren uy, bangka pilihan pertama ku untuk liburan,pengen Meloncat ke danau kaolin Air Bara Bangka terus ada pangeran ganteng yang nemani, cihaaaaa.... menghayal hehehe
ReplyDeleteJudulnya putri penunggu danau kaolin??? :D
Deletetadinya gak percaya kalo itu di indo mas, warna biru airnya keren banget ditambah tanah sekeliling yang agak berwarna putih.... jadi pengen kesana.... :D
ReplyDeletekereennn bangettt tempatnyaaa, luar biasa
ReplyDeleteGood to know such things.
ReplyDeleteCheapest Escorts In London