Mobil L300 yang kami tumpangi melaju di jalan perkampungan yang semakin lama semakin sepi. Sesekali hanya terlihat pepohonan di samping kiri dan kanan tanpa ada penerangan. Malam itu kami memang harus berganti mobil tersebut setelah sebelumnya bus kami hanya mampu mengantar kami hingga kantor Kecamatan Bener Purworejo saja karena jalanan berikutnya yang sempit, berliku, dan naik turun. Saya belum bisa membayangkan seperti apa tempat yang kami tuju, yang saya tau saat itu mata semakin lengket menahan kantuk. Sesekali saya periksa suasana sekitar saat tiba-tiba mobil kami terdengar meraung pertanda sebuah tanjakan tengah kami lalui. Butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan, dan kami pun sampai di desa yang kami tuju, Desa Wisata Benowo.
Gunung Kunir Benowo Purworejo |
Desa Wisata Benowo Purworejo
Berada di Desa Benowo, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, ada sedikit rasa haru saat terlihat kerumunan warga dan group kesenian jatilan tengah manyambut kedatangan kami di sekretariat sekaligus homestay yang akan kami tempati. Bahkan Kepala Desa setempat tak ketinggalan untuk hadir malam itu. Selesai menurunkan barang, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dengan jamuan khas desa setempat. Makanan yang mereka sebut dengan "bajingan" menjadi perhatian. Makanan ini berupa singkong rebus yang berlumur caramel dari gula aren. Juga dengan minuman baceng yang merupakan kependekan dari badek (air gula aren) yang dicampur dengan cengkeh yang merupakan salah satu komoditas desa setempat. Masih dengan usaha menahan kantuk, tak enak rasanya jika kami meminta waktu tidur sedangkan beberapa orang tengah memamerkan kelihaiannya dalam seni jatilan di pelataran. Kami pun menyaksikannya sambil sesekali mengabadikannya dalam kamera.
Desa wisata benowo purworejo |
Pertunjukan Jatilan |
Mengejar Sunrise di Puncak Gunung Kunir
Adzan subuh berkumandang, selimut yang menghangatkan badan semalam terpaksa saya tinggalkan. Selesai tunaikan kewajiban, kami diajak ke salah satu destinasi yang menawarkan view sunrise dan ketinggian, yakni puncak Gunung Kunir. Secara bergantian kami diantarkan oleh beberapa warga dengan menggunakan motor. Hanya butuh waktu sekitar 10-15 menit dari homestay dengan jalur yang luar biasa bikin dag-dig-dug. Jalan cor-coran yang menanjak dan berkelok memberikan sensasi yang ngeri-ngeri sedap. Bahkan salah satu teman yang memiliki badan sedikit berisi sempat turun dari motor untuk berjalanan kaki lantaran motor matic yang ia tumpangi tak mampu membawanya hingga tempat yang dituju. Saya sendiri bahkan mendadak religius dengan baca istighfar selama perjalanan.
Gunung Kunir Benowo Purworejo |
Sunrise Gunung Kunir Benowo |
Sesampainya di tempat parkir Gunung Kunir, saya diturunkan dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Butuh trekking menapaki anak tangga yang masih berupa tanah & bebatuan. Semangat masih membara megingat semburat matahari terbit tengah menunggu kami di atasnya. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk sampai puncak. Saya sendiri lebih senang menyebutnya dengan bukit, mengingatkan saya dengan Bukit Sikunir di Dieng karena Gunung ini hanya memiliki ketinggian sekitar 950 Mdpl saja. Sayang, sesampainya di puncak Gunung Kunir, posisi matahari berada di balik sebuah bukit kecil, sehingga golden sunrise tak terlihat dengan sempurna pagi itu.
Puncak Gunung Kunir Benowo Purworejo |
Meski begitu tak mengurangi keriaan kami menikmati pagi. Pemandangan landscape pegunungan menoreh membuat siapa saja yang melihatnya jatuh cinta. Apalagi beberapa gunung seperti Merapi, Merbabu, Sindoro, dan Sumbing terlihat dari puncak Gunung Kunir ini. Bahkan saat cerah kita dapat melihat Pantai Parangtritis & Candi Borobudur dari sini. Gunung Kunir sendiri memiliki camping ground meski tidak terlalu luas. Saat hari libur, tempat ini sering digunakan oleh para muda-mudi untuk "buka tenda" dan menikmati sunrise saat pagi harinya. Beberapa tulisan berupa quote & saung dibangun di beberapa spot, membuat Gunung Kunir semakin menarik. Puncak Gunung Kunir ini menjadi salah satu destinasi di Purworejo yang cukup saya rekomendasikan, apalagi belum terlalu banyak terekspos & cenderung masih sepi.
Santai Pagi di Curug Benowo
Dari puncak Gunung Kunir, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi selanjutnya. Masih di Desa Benowo, jalanan yang tadinya berupa tanjakan, tentu berbalik menjadi jalan turunan. Curam? sangat. Apalagi semakin jelas terlihat jalanan yang basah dan licin. Kabar bagusnya, saya semakin rajin untuk sebut nama Tuhan. Tak sampai disitu, mendekati Curug Benowo yang merupakan destinasi kami, terdapat tikungan tajam berupa turunan. Benar-benar menguji adrenalin. Saya diturunkan di sebuah pekarangan warga. Sebuah petunjuk jalan menunjukkan Curug Benowo belok kiri. saya kira akan butuh trekking untuk menuju curug tersebut, namun begitu belok kiri sebuah curug dengan tinggi sekitar 15 m terlihat gemericik tepat di belakang rumah terebut.
Curug Benowo Purworejo |
Saya sempat berceloteh bagaimana rasanya punya rumah yang hanya dengan membuka jendela kamar sudah disuguhi pemandangan air terjun semacam ini. Duh, alangkah ademnya mata. Di Curug Benowo ini sudah memiliki fasilitas yang cukup seperti kamar mandi/kamar ganti, tempat duduk, hingga saung. Berbagai tanaman bunga juga sengaja di tanam di sekitar curug dan membuatnya semakin manis. Kolam curug ini tidak dalam sehingga cukup aman untuk bermain air & berbasah-basahan. Meski begitu kita tetap harus waspada, karena longsor bisa terjadi di area ini seperti saat itu baru saja terjadi longsor di sebelah kanan air terjun. Teh panas/kopi dipadukan dengan gorengan hangat, singkong rebus, atau gebleg yang merupakan makanan khas Purworejo merupakan pilihan tepat saat menikmati curug ini pagi hari.
Curug Padusan
Masih di Desa yang sama, kami kembali diantar ke sebuah curug. Aksesnya masih curam meski tak securam sebelumnya. Kami hanya diantar sampai tempat parkir saja dan masih butuh trekking menuju curug yang diberi nama Curug Padusan ini. Curug Padusan ini satu lokasi dengan petilasan Pangeran Benowo. Seharusnya kami mengunjungi keduanya. Namun sayang, saya yang terpisah dengan rombongan justru salah jalan karena keasikan mengambil gambar. Petilasan yang seharunya ke kanan, saya justru lurus. Karena merasa jalan semakin sepi, sayapun memutuskan kembali dan langsung menuju Curug Padusan. Beberapa teman sudah berada di curug ini, sementara yang lainnya masih berada di petilasan.
Curug Padusan |
Curug Padusan lebih tinggi jika dibandingkan dengan Curug Benowo, kolam di bawahnya juga terlihat lebih dalam. Di sisi kiri kolam terdapat sebuah jembatan bambu yang dapat digunakan sebagai spot berfoto. Sementara kamar ganti tidak terlihat di curug ini, hanya saung-saung yang dibangun di tanah berundak sebelah kiri. Saya memilih untuk diam menikmati suasana curug dari saung tersebut, sementara beberapa teman memilih untuk berbasah-basahan dengan terjun ke kolam.
Curug Padusan Benowo Purworejo |
Tidak terasa waktu sudah semakin siang, kami harus segera kembali ke homestay untuk bersiap menuju destinasi lainnya. Desa Wisata Benowo ini benar-benar mengajak kami menikmati kehidupan & suasana pedesaan yang masih asri. Surga dunia bagi orang yang mencari tempat pelarian hiruk-pikuk kota. Atmosfer pedesaan tanpa polusi dan kebisingan kendaraan. Jangan harap menemukan sinyal seluler dengan leluasa di tempat ini. Desa Wisata Benowo mengajarkan kita bagaimana kembali ke masa "hidup" yang sebenarnya, berinteraksi pada alam & manusia yang sesungguhnya dan mengasingkan diri sejenak pada tekhnologi khususnya yang kita sebut dengan gadget. Sampai jumpa di lain hari Benowo!
*Tulisan ini masih bagian dari catatan perjalanan Familirization Trip: Explore Purworejo & Kebumen yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah pada 15 - 17 Februari 2017.
Rute Menuju Desa Wisata Benowo :Menuju Desa Wisata Benowo dapat diakses dengan beberapa rute. Diantaranya dengan lewat Kecamatan Loano, Bener atau dari Kota Jogja melewati Samigaluh Kulonprogo dan jika dari arah Magelang bisa melewati Kecamatan Salaman. Jika masih bingung, kamu bisa gunakan Gmaps dengan keyword "Gunung Kunir" dan bertanya pada warga saat di perjalanan.
*Tulisan ini masih bagian dari catatan perjalanan Familirization Trip: Explore Purworejo & Kebumen yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah pada 15 - 17 Februari 2017.
PERTAMAX!!!
ReplyDeleteternyataaaa -_-
Deletewah lunas. kamu perasaan moto aku banyak banget. tapi kok g ada satu pun yg nampang di sini. :(
ReplyDeleteaku ketinggalan satu babak pas aya dkk pada padusan
wkwkwkwk iyakah? owh yang di curug Benowo yah. hihihi maap :p
DeleteSitu nggak ikutan mandi? Pasti cuma liat doang sambil main air di ujung. Yaowoh, kakakakkaka.
ReplyDeleteTakut berubah jd mermaid kalo kena air. wkwkwkw
DeleteAkhirnya PR mu diselesaikan, nak.. ����
ReplyDeleteItu curugnya bagus deh! Jadi agak nyesel gimana gitu pas di Sri Gethuk gak sampe di bawah air terjun yg besarnya
Hahahah PR lain menunggu kakkk :(
DeleteCuriga dirimu titisan Jaka Tarub sing ngincer selendang e janda desa makane ra nyemplung ke Curug Padusan. Buahahha
ReplyDeleteHahaha tp itu bidadarinya bkn jatuh dr langit melainkan jatuh dr jembatan. :(
Deleteaku baru ngeh, ternyata di padusan tuh jembatannya sampe di ujung toh. terus pas mereka bertiga ke situ ambrol. hahahahaha.
ReplyDeletesoalnya aku bingung waktu dijelasin mbak aya kalo jembatannya ambrol wkwkwkwk
Kamu sibuk mengamati getah pinus sih. hahaha
DeleteNiatnya ingin ikut nyemplung di curug Padusan, apa daya perut mulas lebih memanggil, hahaha! *langsung culik pak ojek balik ke homestay*
ReplyDeleteOwalaaaah, jadi krn itu anteng di pinggiran trs cpt2 cabut... hahahaa
DeleteMbok kamu gak ikutan nyemplung? Gak bawa kolor yaaaaa???
ReplyDeleteWakakakak syemmm ketauan :v
DeleteItu yang foto yang nampak belakang cocok sekali kakak...wkwkk
ReplyDeleteAkoh coverboy spesialis siluet dan punggung kak :(
DeleteMas..bavus2 bgt ya...gambarnya banyakin dong
ReplyDeleteHahaha iya nih, kadang keasikan ambil video jd lupa ambil gambar :(
Deletewah bagus juga ya, ok deh suatu saat harus ke sini
ReplyDeleteSippp kak, rekomen bgt bt nyepi dr hiruk pikuk kota :)
Deletepemandangan yang indah dari puncak gunung kunir, air terjunnya juga sangat indah dan terlihat segar jika berenang..
ReplyDeleteKeren yaa...desaku tercinta
ReplyDelete