Pantai greweng |
Untuk menuju Pantai Greweng ini kita hanya perlu membayar retribusi sebesar Rp10000,- untuk 2 orang saat masuk kawasan wisata Pantai Wediombo. Seharusnya kami menitipkan motor di parkiran yang sudah disediakan dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Namun kata Mba Ika kita bisa menitipkannya di gubuk warga di tengah ladang yang letaknya lebih dekat dengan pantai. Jadilah kami melewati pematang ladang dengan motor kami. Hal ini sebenarnya tidak diperbolehkan karena dapat merusak pematang ladang & tanaman warga (belakangan saya tahu dari Ibu penjaga warung & parkir saat akan pulang) hmm jangan ditiru ya!
Rute menuju Pantai Greweng :
Ikuti jalan menuju arah Pantai Wediombo. Dari Arah Solo via Cawas - Karangmojo - Semanu, perempatan lurus (jika dari arah Jogja - Wonosari - Semanu belok kanan) arah Tepus. Sampai di parkiran atas Wediombo (jalan turunan) ambil kiri (jalan kampung tidak beraspal) searah dengan Pantai Jungwok. Sampai di parkiran pantai Jungwok, jalan turun dikit belok kiri (jika lurus ke Pantai Jugwok) ikuti jalan melewati pematang ladang. Hanya sedikit plang/petunjuk jalan untuk menuju pantai greweng ini. Jadi, berusahalah untuk selalu mencari warga setempat untuk bertanya, dan biarkan hatimu yang memandu. :p
Jalan menuju Pantai Greweng |
Tempat kami menitipkan motor |
Mulai dari pematang ladang, comberan, kandang ternak, sampai jalan bebatuan kami lewati. Oya, saya baru kali ini melihat banyak kandang ternak di tengah ladang. Mulai dari sapi sampai kambing. Bahkan beberapa ekor sapi terlihat hanya di ikat tanpa ada kandang untuk berteduh. hmm terus kalau panas atau hujan gimana? kalau masuk angin gimana? saya jadi kepikiran.
Kasian :( |
Sampai di Pantai saya sedikit takjub. Bukit, aliran mata air, dan pantai. Perpaduan yang menawan. Masih ditemani Moldi (panggilan untuk anjing yang menemani kami). Pantai ini diapit oleh dua bukit di sebelah barat dan timur, sedangkan di sebelah utara, terdapat aliran mata air dan hanya dipisahkan oleh gundukan pasir pantai. Kata seorang pemilik warung disana, jika air laut sedang tinggi dan pasang, terkadang air laut dengan mata air tersebut dapat menyatu. Moldi menemani kami menikmati senja sore itu dengan sesekali caper mengajak bermain dengan mengendus dan menggigit-gigit manja barang bawan kami. Saya yang tidak terbiasa dengan anjing tentu saja risih dan selalu ngibrit saat Moldi mendekat.
Selesai sesi curhat, kami menuju tenda masing-masing untuk beristirahat, dan hujanpun turun kembali. Belakangan, kami tahu jika Moldi ikut merapat ke tenda. Tenda yang kami tempati kebetulan model yang memiliki semacam teras di depan pintu (entah apa namanya) hehe Moldi meneduh disana. Yang lucu adalah Mas Ade yang memiliki postur badan tinggi yang sebelumnya selonjor sampai luar tenda, langsung menekuk kakinya dalam tenda. Hahaha Dini hari, kami terbangun oleh suara Moldi yang menyalak. Memang selama kami dipantai ini, beberapa kali Moldi menyalak seakan ada "seseorang". Yah kalau memang ada orang misal pemancing yang lewat sih kami biasa saja, tapi jika ia menyalak sedangkan tidak ada siapa-siapa? Errr #TutupMataLagi
Pagi hari, kami diberi tahu oleh bapak pemilik warung jika ingin melihat sunrise bisa naik bukit di sebelah timur. Sayangnya mendung pagi itu membuat kami malas, dan ahirnya memilih ngopi di depan tenda. Moldi pagi itu bersemangat. Setelah menghabiskan setengah porsi strawberry milik Mba Ayun (baru tau kan ada anjing doyan strawberry? haha) Ia kemudian bermanja dengan Mas Karys, dan Mas Aris. Kejar, endus, jilat, gigit, peluk, cium, cipok (eh 3 yg terakhir ngasal ding! hihi) semua ia lakukan pada Mas Aris sampai ahirnya pemilik warung membantu mengusirnya karena dirasa sudah mengganggu kenyamanan kami. Tapi sejujurnya keberadaan Moldi cukup menghibur membuat kami tidak merasa terlalu sepi. Agak takut juga sih. Hahaha
FYI, di Pantai Greweng ini sudah ada beberapa warung, hanya saja saat itu 2 warung saja yang buka, jadi untuk urusan logistik jika kekurangan bisa membeli di sana. Sedangkan toilet juga sudah tersedia meski sederhana, dan untuk penggunaannya atau ingin memakai 1 ember air bersih, kita harus membayar Rp2000,- atau kita juga bisa mengambil sendiri air dari mata air, namun di hulu (sebelah utara) karena yang di sebelah selatan sudah kotor karena digunakan untuk mencuci dll.
Aliran mata air |
Salam untuk Moldi! ;)
Baca juga :
1. Bermalam di Pantai Nguyahan Bersama Seorang Kawan
2. Camping Asik? di Pantai Watulawang Gunungkidul Aja!
3. Camping & Hammocking di Pantai Sanglen Gunungkidul
ngga ada foto moldi yang close up ya?
ReplyDeleteHahaha takut deket2 :D
Deletepemandangannya indah sekali, pantainya juga bersih tapi sayang jalannya berlumpur seperti itu..
ReplyDelete