Dari Situs Megalitikum Gunung Padang , kami melanjutkan perjalanan ke Stasiun Lampegan. Stasiun Lampegan adalah stasiun kereta api yang ter...

Drama Perjalanan Dari Stasiun Lampegan Hingga Curug Cikondang Cianjur

Dari Situs Megalitikum Gunung Padang, kami melanjutkan perjalanan ke Stasiun Lampegan. Stasiun Lampegan adalah stasiun kereta api yang terletak di jalur KA Manggarai - Padalarang, terletak di Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Cianjur. Yang unik dari stasiun ini adalah adanya terowongan lampegan di dekatnya. Stasiun ini dibangun pada tahun 1882, dan pada tahun 2001 pernah ditutup karena tanah logsor, dan dibuka kembali pada tahun 2010. 

Stasiun Lampegan Cianjur
Stasiun ini pernah melayani perjalanan kereta api jalur Bandung-Sukabumi dengan Kereta api Ciroyom - Cianjur - Lampegan jurusan Stasiun Sukabumi dan Stasiun Ciroyom (sebelumnya dari Stasiun Bandung. Kini stasiun ini hanya melayani Kereta api Siliwangi yang melayani relasi Sukabumi - Cianjur. 

Meski stasiun kecil dan lengang, namun fasilitasnya saya lihat cukup baik. Hal itu tercermin dengan adanya toilet yang bersih dan terpelihara dengan baik. Saya sempat numpang mandi di toilet yang berada di ujung stasiun lampegan ini. Karena saat itu hari jumat, setelah puas foto-foto di dekat terowongan, kami yang laki-laki segera bersiap berangkat sholat jumat di masjid setempat.

Selesai sholat jumat, sambil makan siang di warung terdekat, kami ngobrol dengan anak dari ibu pemilik warung untuk mencarikan mobil pick up. Mobil pick up tersebutlah yang akan mengantarkan kami ke curug cikondang karena bus kami tidak akan mungkin bisa melewati medan jalan menuju curug cikondang yang katanya terjal dan berbatu. Hal ini disarankan oleh Abah Dadi saat di Gunung Padang.

CURUG CIKONDANG...! 

Dengan menggunakan 2 mobil pick up, kami menuju curug cikondang. Rombongan kami bagi 2, antara laki-laki dan perempuan. Benar saja, perjalanan menuju curug cikondang dari stasiun lampegan ini sangat terjal, berkelok, dan berbatu. Tapi, pemandangannya WOW! membuat mata saya sayang untuk sekedar berkedip saja. Disepanjang jalan, yang terlihat adalah hamparan kebun teh yang berbukit-bukit. Sesekali terlihat kabut berada di sela-sela bukit tersebut.

Sayangnya, ditengah perjalanan gerimis turun, hingga hujan deras. Kami yang berada di pick up belakang segera mengamankan barang berharga seperti gadget, dan dompet ke kursi depan samping sopir, dan kemudian membuka terpal untuk menutupi badan kami dari air hujan. Sambil saling memegangi terpal untuk menjaga dari air hujan, kami penasaran dengan nasib rombongan perempuan yang berada di pick up satunya. Kami kira mereka basah kuyup karena tidak ada terpal untuk melindungi mereka. Tapi saat kami buka terpal untuk sekedar mengintip, ternyata mereka dengan cantiknya sudah berjas hujan dan beberapa lainnya memakai payung warna-warni. Duh! gagal deh mau nyukurin basah kuyup! -_-

Sambil memegangi terpal, kami terombang ambing di atas mobil pick up yang melaju diatas jalan berbatu, dan sesekali kami saling bersorak dengan rombongan pick up satunya. So, inilah perjalanan yang menyiksa namun seru! hahaha

Mobil pick up yang membawa kami tengah berada di parkir sebuah pekarangan rumah warga, sedangkan kami masih berusaha memakai terpal untuk menutupi badan kami sambil jalan menuju curug. Ya, sore itu cuaca sedang tidak bersahabat, hujan gerimis masih belum reda. Dengan hati-hati kami turun ke tempat curug cikondang berada melewati pematang sawah yang cukup licin dan becek. Untuk masuk curug cikondang ini, kita diharuskan membayar tiket sebesar Rp5000,-/orang.

Akibat hujan deras, debet air saat itu sangat besar, dan berwarna keruh. Kami pun tidak banyak yang membawa kamera dan smartphone karena takut basah. Jadi, di curug cikondang kami hanya lebih banyak memandangi banjir air keruh, sambil menahan dingin karena basah kuyup oleh air hujan. Duh! -_-

Curug Cikondang Cianjur
Sekalipun kecewa, tapi saya tetap berfikir positif. Mungkin ini adalah alasan agar saya kembali ke curug cikondang suatu saat nanti.

Oya, menurut informasi yang saya dapat, aliran air curug cikondang ini sudah tercemar oleh mercury dari limbah penambangan yang dilakukan oleh warga setempat. So, hati-hati jika main air di curug cikondang, bisa jadi gatal-gatal atau iritasi pada kulit. Hmm sayang banget ya.

Foto by Mas Agung
Tidak lama di curug cikondang, kami segera kembali ke stasiun lampegan untuk beres-beres dan kembali ke Bogor. Masih melewati jalan yang sama, dan masih turun gerimis tipis sisa hujan, kami kembali terombang-ambing di atas mobil pick up yang melaju di jalan yang berbatu. Saat di tengah perjalanan mobil pick up kami kehilangan keseimbangan dan mang sopir segera menghentikan laju mobil di pinggir jalan. Dan benar saja, ban belakang sebelah kiri kempes. Duh! Cobaan apalagi ini. -_-

Mang sopir dengan sigap mengganti ban yang kempes dengan ban cadangan, sedangkan kami menjadi tim hore yang memberikan semangat. hahaha Selesai mengganti ban, kami segera menyusul mobil satunya yang sudah melaju jauh di depan, atau mungkin mereka sudah selonjoran di stasiun lampegan? entahlah.

Diatas mobil pick up dan di bawah hujan gerimis, kami bercanda tawa sambil sesekali teriak "Jalan-jalan meeeen!" dan "My Trip, My Adventure!" menirukan host program jalan-jalan di tv. Hahaha Biarlah seleb wannabe, namanya juga menghibur diri. Hahaha

Drama itu ahirnya berahir dengan rasa capek dan kantuk saat perjalanan pulang ke Bogor. Kamipun lelap di dalam bus. Terimakasih teman-teman baru yang menyenangkan untuk One Day Trip Cianjur yang sangat berkesan. Sampai jumpa di lain kesempatan! :)




4 comments:

  1. Replies
    1. iya, ksana pas banjir. hiks biar ada alasan bt di kunjungi lg keknya... :D

      Delete
  2. Eh busyet ... keruh banget air nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahha maklum banjir pas ujan mas bro... Salah waktu pas ksana. Hiks

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung & berkenan meninggalkan komentar :)